Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Kreatif! Siswa SMP Takalar Temukan Tape Enak dari Bahan Sukun, Ubi Jalar dan Jagung

Pengolahan hasil bumi di daerah Takalar Sulsel seperti padi, jagung, sukun dan lainnya untuk menjadi produk makanan masih banyak bersifat tradisional.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kreatif! Siswa SMP Takalar Temukan Tape Enak dari Bahan Sukun, Ubi Jalar dan Jagung
ist

PENGIRIM: USAID PRIORITAS – Provincial Communication Specialist – South Sulawesi

TRIBUNNERS - Pengolahan hasil bumi di daerah Takalar Sulawesi Selatan seperti padi, jagung, sukun dan lainnya untuk menjadi produk makanan masih banyak bersifat tradisional.

Agar bervariasi, metode bioteknologi  bisa dilakukan untuk menghasilkan produk-produk makanan yang baru, unik dan layak dijual.

“Saya mencoba mengarahkan siswa dengan pembelajaran aktif untuk membuat percobaan bioteknologi menghasilkan tape dari berbagai macam bahan makanan yang mereka tentukan sendiri seperti sukun, pisang dan talas dan ternyata berhasil dengan baik,” ujar Mukhlis, guru IPA SMPN 2 Takalar kelas 9.

Sebagai langkah awal, para siswa dalam pelajaran IPA oleh pak Mukhlis diminta mengamati tekstur dan mencoba rasa masing-masing produk bioteknologi sederhana tape yang sudah umum di masyarakat yaitu dari sinkong dan ketan.  

Setelah itu, mereka diminta membuat tape dari bahan-bahan makanan yang mereka pilih sendiri seperti jagung, kentang, sukun, talas, pisang tua, dan ubi jalar.

Prosedur pembuatannya adalah sebagai berikut: setiap kelompok siswa memilih masing-masing bahan yang akan dijadikan tape, yaitu; pisang tua, jagung, sukun, talas, kentang dan ubi jalar.

Berita Rekomendasi

Bahan makanan tersebut dicuci sampai bersih dan kemudian dikukus menggunakan panci. Setelah dikukus, bahan makanan dikupas dan dipotong sesuai selera sambil diamati tekstur dan rasanya.

Bahan kemudian ditaburi ragi yang sudah dihaluskan dan dibungkus daun pisang dengan rapat. Setelah itu disimpan dalam plastik atau wadah lain yang tertutup rapat di laboratorium selama tiga hari untuk proses fermentasi. 

“Bahan harus tertutup rapat agar tidak ada bakteri lain yang bisa mencampuri proses-proses fermentasi dan menghasilkan rasa berbeda,” ujar Mukhlis, salah satu fasilitator daerah USAID PRIORITAS Takalar yang konsisten menerapkan pembelajaran aktif di sekolahnya. 

Setelah hari ketiga, ternyata semua bahan berhasil berubah menjadi tape. “Namun setelah kami amati dan kami rasakan, rasanya berbeda-beda,” ujar  Fatriasi Amiruddin, salah satu siswa kelas 9 yang melakukan percobaan.

Kentang setelah menjadi tape ternyata rasanya menjadi hambar dan talas menjadi sama sekali tidak enak, dengan bau yang sangat menyengat. 


“Strukturnya menjadi gembur berair dengan warna kecoklatan dan tidak cocok jadi makanan,” ujar Buya Ibnu Fulqan, siswa lainnya.   

Sementara sukun, pisang tua dan jagung rasanya berubah jadi unik, kecut-kecut manis dan enak.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas