Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Menebak Alasan di Balik Penunjukkan Budi Gunawan Sebagai Kepala 'Telik Sandi' Indonesia

Dari masa ke masa posisi strategis BIN hampir selalu dikuasai oleh TNI Angkatan Darat, kecuali di era SBY yang sempat dipegang oleh polisi.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Menebak Alasan di Balik Penunjukkan Budi Gunawan Sebagai Kepala 'Telik Sandi' Indonesia
KOMPAS.com/Sabrina Asril
Wakapolri Komjen Budi Gunawan 

Penulis: Rizki Irwansyah (Kiki)

TRIBUNNERS - Meski nama Badan Intelijen Negara (BIN) baru dikukuhkan pada tahun 2000 di bawah pimpinan Abdurrahman Wahid  (Gusdur), namun lembaga intelejen juga bukan hal baru di indonesia.

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, lembaga intelejen sudah berdiri kokoh, hanya saja berbeda secara nama tetapi tetap pada fungsi yang sama, yakni sebagai lembaga pencegah, penangkal, dan penanggulangan setiap ancaman terhadap keamanan nasional.

Belakangan terakhir berita mengenai BIN sebagai Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian (LPNK) santer di media sosial.

Hal ini menyusul ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ade Komarudin yang menyampaikan telah menerima surat pencalonan Budi Gunawan (BG) menjadi calon tunggal kepala BIN untuk menggantikan posisi Sutiyoso, yang diantarkan oleh Menteri Sekertaris Negara Pratikno Jumat pagi.(2/9)

Pengajuan surat yang ditandatangani Presiden Jokowi bernomor R-58/Pres/09/2016 dengan satu berkas lampiran dengan perihal permohonan pertimbangan pemberhentian dan pengangkatan Kepala BIN.

Dengan ini secara otomatis posisi Jendral berbitang tiga yang menjabat sebagai kepala telik sandi tidak akan lama lagi akan segera digantikan.

Berita Rekomendasi

Jendral (Purn) Sutiyoso atau biasa disapa Bang Yos selaku kepala Badan Intelejen Negara memang relatif singkat dibanding para pendahulunya yang berasal dari latar belakang militer lainnya.

Sebut saja Syamsir Siregar lima tahun (2004-2009), Marciano Norman empat tahun (2011-2015).

Terhitung sejak Juli 2015 Sutiyoso mulai menduduki posisi BIN. Itu artinya, Sutiyoso hanya menjabat Kepala BIN satu tahun satu bulan. Mengalahkan rekor singkat Susanto (2009-2011) kepala BIN pertama yang bukan lahir dari rahim militer.

Kawan Satu Angkatan 

Dari masa ke masa posisi strategis BIN hampir selalu dikuasai oleh TNI Angkatan Darat.

Namun, ada pengecualian untuk periode 2009-2011 dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu pucuk pimpinan BIN berasal dari Kepolisian yakni Jenderal (Purn) Sutanto.

Penunjukan Sutanto sebagai Kepala BIN pertama dari akademik kepolisian, mirip dengan kasus yang terjadi pada pencopotan Kepala BIN saat ini yakni Sutiyoso dan digantikan oleh Budi Gunawan yang  berasal dari akademik kepolisian.

Pasalnya Jendral Sutanto yang biasa disapa Pak Tanto di masanya bisa disebut sebagai kawan satu angkatan, namun berbeda akademik tetapi memiliki prestasi yang sama dengan SBY.

Karena keduanya sama-sama mendapatkan lulusan terbaik dari akademiknya dan juga sama-sama mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa di tahun 1973.

Sedangkan Budi Gunawan yang akrab disapa BG sudah menjadi rahasia publik memiliki kedekatan emosional karena sempat menjadi ajudan saat Mega menjadi presiden.

Terlepas dari semua spekulasi tentang penunjukan BG sebagai kepala BIN, kita semua berharap sang jenderal polisi mampu secara lebih eksplisit untuk mendorong kinerja, mengoordinasikan fungsi-fungsi dan kemampuan intelijen, dan menjaga kesinergian antara badan intelejen di Indonesia.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas