Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Idul Adha Menguatkan Solidaritas Kemanusiaan

Hakikat Idul Adha adalah kembali kepada pemahaman nilai qurban yang berpangkal dan konsep keimanan dan kemanusiaan

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Idul Adha Menguatkan Solidaritas Kemanusiaan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ribuan jemaah melaksanakan salat Idul Adha di ruas Jalan Jatinegara, Jakarta, Senin (12/9/2016). Ruas Jalan Jatinegara ditutup sementara dan digunakan warga untuk melakukan salat Idul Adha 1437 Hijriah. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Makna Kedua

Kedua, qurban merupakan konsep pengurbanan yang dilandasi keikhlasan dalam menjalankan pengabdian, tugas, dan perjuangan tanpa mengharapkan balasan dan pujian serta keuntungan materi yang menjadikan nilai kesalehan menjadi sia-sia.

Keikhlasan dan ketulusan jiwa akan memunculkan ketegaran dan keistiqamahan, meskipun seseorang diasingkan, dikucilkan, dan ditinggalkan oleh masyarakat yang telah terpedaya hawa nafsu.

Lebih dari itu, rasa ikhlas yang sejati akan membuat hidup seseorang selalu merasa memeroleh kemenangan dalam kekalahan, kenyang dalam kelaparan, cukup dalam kekurangan, aman dalam ketakutan, dan selalu optimis meskipun derita datang mendera.

Kehancuran bangsa dan negara ini akan terjadi karena menipis dan memudarnya rasa pengurbanan warga negara—khususnya para pemimpin dan elit politik—untuk menegakkan keadilan dan kemakmuran. Yang mereka pikirkan adalah: “Apa yang dapat diperoleh dari negara ini, bukan apa yang dapat diberikan kepada bangsa dan negara.”

Di masa " kerja Bersama " ini masih ada para penguasa (elit politik dan elit ekonomi) justru mengorbankan rakyat kebanyakan, khususnya kaum lapis bawah.

Para penguasa itu bersimpang jalan dengan semangat “qurban”. Mereka berwatak serakah dan materialistik. Mereka mengkhianati rakyat dengan prilaku korupsi seperti yang terjadi di beberapa Kementrian, Pemda dan Anggota Legeslatif.

Berita Rekomendasi

Tujuan pendek dan kesenangan sesaat yang acapkali menipu dan mengelabui akan sirna oleh keikhlasan yang muncul dari pribadi yang selalu mengharap Cahaya Allah.

Kita sebaiknya bercermin dari ketulusan (keikhlasan) dan keberanian para Nabi dan Rasul untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Suatu pengabdian dan perjuangan yang tulus akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt.

Sosok yang ikhlas dan siap berkurban biasanya akan tegar mengalami penderitaan dan cobaan. Ia juga tabah dalam hujatan dan caci maki. Ibarat lilin, ia membiarkan dirinya terbakar agar memancarkan cahaya yang mampu menerangi saudara, tetangga, masyarakat, dan generasi yang akan datang.

Keikhlasan akan menjauhkan seseorang dari sikap zalim. Orang yang zalim mencoba meraih kesuksesan di atas penderitaan, kepedihan, dan kesusahan orang lain.

Orang yang zalim akan selalu berkhianat dan menjadikan orang lain sebagai tumbal untuk mengeruk keuntungan. Kesuksesan umat untuk keluar dari bencana dan tragedi kemanusiaan tergantung pada keikhlasan, ketulusan, dan pengabdian mereka demi mengharap ridha Allah semata.

Makna Ketiga

Ketiga,qurban yang disimbolkan dengan menyembelih hewan merupakan suatu teladan dari Nabi Ibrahim saat diperintah oleh Allah untuk mengurbankan Ismail, putra terkasihnya.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas