Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sewel Yummy Bangkalan, Jajanan Jadul Rasa Modern Kekinian dari Madura
Pembuatan sewel menggunakan bahan baku tepung tapioka, tepung terigu, ikan payus, dan bumbu-bumbu
Editor: Choirul Arifin
WARGA Bangkalan pasti tak asing dengan jajanan tradisional bernama sewel (baca: siwil). Ada dua jenis sewel, basah dan goreng. Sewel basah adalah adonan krupuk ikan yang dikukus, kemudian dipotong-potong dan langsung dikonsumsi.
Sedangkan sewel goreng, sesuai namanya dikonsumsi setelah digoreng terlebih dahulu. Cara pembuatannya pun berbeda. Saya mencoba sewel goreng dari beberapa penjual yang berbeda, namun yang paling pas dengan selera adalah sewel yummy.
Jika penjual sewel pada umumnya menjual sewel dengan rasa original saja, maka Bu Maryam –pemilik sewel yummy– memproduksi 5 varian sewel selain original. Ada sewel dengan isian bakso, sosis, keju, telur, dan varian boom yang pedas karena berisi sambal tabur.
Selain mempunyai beberapa varian rasa, sewel yummy juga mempunyai dua jenis bumbu. Bumbu rujak dan bumbu cukamirip cuko empek-empek. Bumbu rujaknya sangat pas di lidah Jawa saya. Rasa bumbu rujak sewel yummy berbeda dari bumbu rujak sewel lainnya.
Penjual sewel pada umumnya menggunakan petis merah yang rasanya asin dan tekstur bumbunya cenderung cair, sedangkan bumbu rujak sewel yummy agak kental dan menggunakan petis hitam (penduduk setempat menyebutnya petis asor) yang rasanya manis.
Pemakaian bumbu cuka adalah usulan dari kerabat Bu Maryamyang bermukim di Palembang. Sebelum diperkenalkan kepada para pembeli, Bu Maryam meminta teman-teman putrinya dan keponakannya untuk mencoba terlebih dahulu. Ketika respons yang didapat positif, Bu Maryam pun memberanikan diri menjual sewel bumbu cuka. Ternyata sewel bumbu cuka pun tak kalah peminatnya dengan sewel bumbu rujak.
Minggu ini saya beruntung bisa berkunjung ke rumah Bu Maryamyang berada di Kampung Kauman, di Desa Socah. Bu Maryam, orangtua tunggal dengan dua putri yang telah dewasa. Kedua putrinyalah yang selalu membantunya memproduksi sewel.
Suami Bu Maryam wafat ketika putri kedua mereka berusia 6 bulan. Sebagai orangtua tunggal Bu Maryam berusaha mencari nafkah sebagai agen minyak tanah untuk menghidupi kedua putrinya. Namun ketika minyak tanah dikonversi menjadi elpiji, Bu Maryam mengalihkan usahanya menjadi produsen kerupuk ikan, sesuai dengan mata pencaharian ibundanya.
Ikan Payus
Dua tahun lalu ketika ada acara di kantor putri pertamanya, Bu Maryam membuat sewel sebagai hidangannya. Tak disangka-sangka teman-teman putrinya menyukai sewel buatan Bu Maryam yang gurih serta renyah di luar dan kenyal di dalam. Mereka mulai memesan sewel yummy. Sejak saat itulah Bu Maryam melakukan diversifikasi usaha selain memproduksi krupuk ikan juga memproduksi sewel yang bahan bakunya sama-sama dari ikan payus.
Bu Maryam menjelaskan, pembuatan sewel yang berbahan baku tepung tapioka, tepung terigu, ikan payus, dan bumbu-bumbu ini memakai perbandingan tepung tapioka dan ikan payus sebesar 2 banding 1. Cara membuat adonan sewel adalah dengan merebus semua bahan selain tepung ke dalam air hingga mendidih. Setelah mendidih, air rebusan dituangkan secara perlahan ke dalam tepung sambil diaduk-aduk.
Cara mengaduknya tak boleh sembarangan. Menurut Yuliana, putri kedua Bu Maryam yang ikut menemani ketika saya berkunjung– jika salah mengaduk, tekstur adonan tidak sesuai standar yang diinginkan. Setelah tercampur rata, adonan dipulung dan diisi serta dibentuk menyesuaikan isinya.
Misalkan sewel yang berisi telur, adonan dibentuk menyerupai empek-empek kapal selam. Langkah terakhir adalah menggoreng, jika pembeli menghendaki sewel goreng. Jika pembeli menghendaki menggoreng sendiri, sewel dijual dalam keadaan belum digoreng.
Baca: Kisah-kisah Para Pemakai Pick Up Legendaris Suzuki Carry
Baca: Unik! Ajak Warganya Ber-KB, Semua Jalan Kampung di Mojokerto Ini Diberi Nama Alat Kontrasepsi