Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Soros Menggugat Kapitalisme?

Kondisi ini membahayakan karena suatu sistem yang tidak menawarkan adanya harapan dan keuntungan bagi mereka yang kalah.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Soros Menggugat Kapitalisme?
Tribunnews.com

Buku ini ditulis dalam bahasa jurnalis yang sederhana, ringan dan praktis. Penulisan yang ringan itu juga mengacu pada pengakuan Soros bahwa ide yang ditulisnya hanya semata sebagai filsafat praktis.

Anda mungkin ingin tahu kapan Soros belajar filsafat. Bukankah ia hanya seorang spekulan? Soros pernah belajar filsafat di London School of Economics (LSE), Inggris.

Teori yang dibangunnya dipengaruhi gurunya yang juga seorang filsuf terkenal asal Austria yaitu Karl Popper.

Setelah lulus dari LSE, Soros tidak menjadi seorang filsuf seperti gurunya Popper. Dia lebih memilih sebagai spekulan dan menjadi salah satu orang terkaya di dunia saat ini.

Dengan latar belakang seperti itu, dia menyebut bukunya sebagai filsafat praktis. Artinya, apa yang ditulis hanya sebagai panduan kerja sehari-hari yang mendapat pendasaran filsafat.

Dalam semua bukunya, Soros tidak memakai istilah neoliberalisme, tetapi lebih memilih sebutan ‘fundamentalisme pasar’.

Alasannya, paham neoliberalisme atau fundamentalisme pasar menempatkan pasar sebagai dasar atau basis dalam menata kehidupan masyarakat. Pasar dianggap sebagai fundamen kehidupan manusia. Adapun kegiatan lain hanya turunan dari kegiatan pasar.

Berita Rekomendasi

Soros menyebut paham fundamentalisme pasar yang menguasai dunia saat ini. Ideologi itu yang mengendalikan sistem kapitalisme global sekarang.

Lembaga-lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia dan organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization – WTO) berada di bawah pengaruhnya. Sejumlah pemimpin negara pun telah melaksanakan doktrin-doktrin dari paham tersebut.

Menurut Soros, kuatnya cengkraman paham neoliberalisme atau fundamentalisme pasar membuat sistem kapitalisme yang ada sekarang berjalan pincang.

Sistem kapitalisme yang hadir sekarang lebih menguntungkan negara maju, sementara negara berkembang dan miskin terus bertambah miskin.

Soros tidak menolak sistem kapitalisme. Karena itu bukunya diberi judul Reforming Global Capitalisme. Namun dia memperjuangkan agar dominasi paham fundamentalisme pasar terhadap sistem kapitalisme harus diakhirnya.

Itulah yang diperjuangkan Soros dengan mendirikan berbagai Yayasan Open Society di berbagai belahan dunia.

Dalam resume singkat buku yang ditulis, disebutkan neoliberalisme merupakan paham yang berkembang pada akhir abad 20, terutama pasca meredupnya dominasi ideologi totaliter.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas