Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

Mahasiswa Univ Brawijaya Ciptakan Alat Untuk Menurunkan Residu Pestisida di Sayuran

Keamanan pangan di Indonesia masih belum memenuhi standar yaitu penggunaan bahan kimia seperti pestisida secara berlebihan oleh petani lokal. Fakta me

Penulis: Yukari Latifatul Aulia
zoom-in Mahasiswa Univ Brawijaya Ciptakan Alat Untuk Menurunkan Residu Pestisida di Sayuran
Shutterstock
Ilustrasi 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keamanan pangan di Indonesia masih belum memenuhi standar yaitu penggunaan bahan kimia seperti pestisida secara berlebihan oleh petani lokal. Fakta menunjukkan dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2015, terdapat sekitar 2 juta korban meninggal setiap tahunnya akibat pangan tidak aman (Hariyadi, 2015) dan pada tahun 2000, terdapat 500.000-1.000.000 orang per tahun di seluruh dunia telah mengalami keracunan pestisida (Vivi, 2013). 
 
Selain itu, pada dasarnya buah dan sayur setelah dipanen akan mudah mengalami kerusakan akibat beberapa pengaruh misalnya fisik, kimiawi, mikrobiologis (virus, bakteri, mikroba patogen) dan fisiologis seperti respirasi sehingga menyebabkan buah dan sayur menjadi layu dan tidak dapat dijual kembali.
 
Sebagai negara dengan potensi hasil pertanian yang berlimpah, menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk mampu mewujudkan konsistennya dalam penanganan mutu dan keamanan produk pangan terutama pada produk hortikultura seperti sayur dan buah-buahan sehingga memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan produk impor.  
 
Berdasarkan permasalah tersebut, munculah gagasan inovasi baru oleh tiga mahasiswa Universitas Brawijaya yaitu, Dewi Ermawati (Teknologi Hasil Pertanian 2015), Ismail Eddy Kurniawan (Keteknikan Pertanian 2015) dan Yukari Latifatul Aulia (Keteknikan Pertanian 2016) yang dibimbing oleh Ibu Dewi Maya Maharani STP M.Sc berupa Maczone (Integrated Machine Based on Ultrasonic-Ozone and Edible Coating) yang berdasarkan pada gelombang ultrasonik dan ozon serta edible coating dengan treatment nano.  
 
Ultrasonic-Ozone berfungsi sebagai pembunuh bakteri dalam proses sanitasi serta menurunkan residu pestisida yang ada pada sayur dan buah sebelum masuk pada tahapan coating.
 
Ultrasonic-Ozone merupakan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan residu pestisida dengan pengangkatan hingga 91,2% (Lozowicka dkk, 2015).
 
Nano coating sendiri berfungsi sebagai pelapis buah dan sayur yang efektif guna memperpanjang umur simpannya. Kombinasi Ultrasonic-Ozone dan Edible Coating diharapkan dapat mengurangi residu pestisida dan memperpanjang umur simpan buah dan sayur guna  menciptakan mutu serta keamanan pangan yang baik.

Selengkapnya

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas