Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

TBM Lentera Pustaka Akrabkan Anak dengan Buku

Persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,001 persen atau hanya 1 dari 10.000 anak yang gemar membaca. Kondisi ini harus disikapi serius bangsa Ind

Penulis: Syarif Yunus
zoom-in TBM Lentera Pustaka Akrabkan Anak dengan Buku
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Dua orang anak membaca buku di Microlibrary Taman Bima, Jalan Bima, Kota Bandung, Jumat (3/2/2017). Pemerintah Kota Bandung rencananya pada 2017 ini akan menambah 10 microlibrary (perpustakaan mini) yang tersebar di setiap kecamatan yang akan didanai bantuan fasilitas dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat senilai Rp 11 miliar. Pembangunan microlibrary tersebut bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi dan membangun budaya membaca di masyarakat. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,001 persen atau hanya 1 dari 10.000 anak yang gemar membaca. Kondisi ini harus disikapi serius bangsa Indonesia. Apalagi di tengah gempuran era digital, terobosan baru untuk meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia penting untuk digalakkan kembali. Budaya literasi sebagai gerakan massal menjadi tidak berguna. Bila tidak didukung langkah nyata untuk wujudkan perilaku membaca buku di kalangan anak-anak Indonesia.

Salah satu langkah nyata yang diperlukan untuk tingkatkan minat baca anak adalah memberi kemudahan akses bacaan kepada anak-anak di seluruh pelosok nusantara. Di samping memperbanyak taman bacaan masyarakat (TBM) di desa-desa atau di kampung-kampung yang selama ini kesulitan mendapat akses buku bacaan.

Berangkat dari kepedulian itu, TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka yang berlokasi di Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor mengusung motto #BacaBukanMaen.

Melalui motto ini, TBM Lentera Pustaka bertekad mengakrabkan anak-anak dengan buku. Membaca buku bisa sambil bermain, dan bukan main terus-menerus tanpa diimbangi dengan membaca buku.

"Kami di TBM Lentera Pustaka mengusung #BacaBukanMaen. Itu artinya, program yang dijalankan tidak hanya di taman bacaan tapi dapat dilakukan sambil bermain di kebun, di sungai, maupun di jalanan. Spiritnya, kita ingin akrabkan anak-anak dengan buku, di manapun mereka berada” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka dalam acara Volunteer Hour SMP Nurul Fikri Boarding School di Bogor.

Cara TBM Lentera Pustaka akrabkan anak dengan buku tergolong unik.

Selain jam baca yang diselenggarakan 3 kali seminggu, TBM Lentera Pustaka juga menjalankan program-program yang memacu minat dan tradisi baca 120 anak yang menjadi anggota.

Mulai dari kegiatan bulanan dengan menghadirkan “tamu dari luar”, laboratorium baca setiap minggu pagi, baca di sungai, baca di kebun, baca di jalan, pesta jajanan kelililing, dan senam literasi yang diselenggarakan secara rutin. Tujuannya,  agar anak-anak lebih dekat dengan bukku dan lebih termotivasi dalam membaca.

Sejak didirikan 6 bulan lalu, TBM Lentera Pustaka saat ini memiliki 2.500 koleksi buku bacaan yang seluruhnya donasi para simpatisan dan dikelola oleh 2 petugas literasi.

Kawasan di sekitar TBM Lentera Pustaka rencananya akan dijadikan “kampung baca” sebagai komitmen membangun tradisi baca dan budaya literasi yang kuat di kalangan anak-anak.

Bahkan sebagai bagian pemberdayaan masyarakat, TBM Lentera Pustaka saat ini tengah menggagas berdirinya wisata literasi Lentera Pustaka sebagai wisata literasi pertama di Indonesia, sebuah perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan membaca buku sambil menyusuri sungai dan kebun dengan spot-spot foto yang menarik.

"Dinamika zaman now telah menyingkirkan buku dari kehidupan anak-anak. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ingin akrabkan kembali anak-anak dengan buku agar tidak kalah dari gadget. Lewat buku, harapannya angka putus sekolah di desa ini bisa berkurang. Istilahnya #BacaBukanMaen,” tambah Syarifudin Yunus.

Suka tidak suka, kesadaran orang tua dan pendidik untuk mengkampanyekan pentingnya budaya literasi tidak boleh berhenti. Imbauan kepada anak-anak untuk tetap membaca dan terus membaca harus selalu didengungkan. Kampanye akan pentingnya membaca bagi anak-anak harus terus ditegakkan oleh semua pihak.

“Budaya literasi di anak-anak kita hampir hilang. Untuk itu, semua pihak baik korporasi dan individu harus peduli terhadap tradisi baca anak-anak. Inilah saatnya kita turun tangan untuk membangun budaya baca anak-anak kita. Jika tidak, mereka akan terlindas zaman,” ujar Syarifudin Yunus.

Indonesia akan hebat, keluarga akan hebat bila anak-anak yang ada di dalamnya selalu mau membaca dan dekat dengan buku. Anak-anak akrab dengan buku. Namun sebaliknya, kita akan sengsara bila anak-anak semakin jauh dari buku.

Inilah saatnya bagi siapapun, untuk ikut andil dalam menyebarkan virus membaca kepada anak-anak di dekat kita. Karena membaca adalah jendela ilmu pengetahuan. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Selengkapnya

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas