Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Diambil Alih Robot, Profesi-profesi Ini Diprediksi Akan Punah
Tentu tak ada yang menampik bila kemajuan teknologi saat ini dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan dan pekerjaan, bahkan membangun peradaban baru
Penulis: Mutiara Permatasari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentu tak ada yang menampik bila kemajuan teknologi saat ini dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan dan pekerjaan, bahkan membangun peradaban baru. Namun, bersamaan dengan semua itu tanpa disadari kemajuan teknologi juga mengancam banyak hal dalam kehidupan, salah satunya pekerjaan.
Mengutip dari sebuah artikel di Bloomberg yang ditulis oleh Mark Whitehouse, Mira Rojanasakul, dan Cedric Sam, tiga belas tahun yang lalu dua ekonom terkemuka Amerika Serikat (AS) meragukan kehadiran mobil tanpa pengemudi. Pasalnya mereka yakin akan banyak error yang terjadi.
Namun, enam tahun berselang Google membuktikan dapat membuat mobil tanpa pengemudi sepenuhnya, atau yang kini lebih dikenal sebagai mobil otonom. Tentu, kehadirannya mengancam jutaan pengemudi truk, taksi, hingga supir pribadi.
Ancaman hilangnya pekerjaan berkat kemajuan teknologi sendiri sudah dialami oleh di AS. Mulanya, serapan tenaga kerja masih tertolong oleh keberadaan department store, karena industri tersebut diklaim mampu mempekerjakan manusia 25 kali lebih banyak daripada industri pertambangan seperti batubara.
Tapi, kondisi tersebut tak bertahan lama. Dalam data yang dijabarkan ketiga penulis tersebut, dikatakan bahwa di department store rata-rata di empat bulan pertama tahun 2017 jumlah pekerja turun 26.800 dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara untuk batubara hanya kehilangan 2.800 pekerja. Kemunculan e-commerce pun diklaim sebagai yang paling berpengaruh terhadap turunnya jumlah pekerja di department store.
Di tahun 2016, dari 350 sektor ekonomi yang ada di AS, pekerjaan yang hilang paling banyak terjadi di sektor pelayanan yang jumlahnya mencapai tiga perempat dari keseluruhan.
Hilangnya banyak pekerjaan karena teknologi dianggap sebagai ancaman serius. Berbagai penelitian pun dilakukan agar bisa memprediksi profesi apa yang kemungkinan hilang di masa depan. Hilangnya profesi tersebut bukan lantaran benar-benar tak ada lagi, melainkan karena manusia tak dibutuhkan lagi untuk mengisinya.
Januari 2016, sebuah penelitian dari McKinsey & Company menyatakan bahwa dalam lima tahun ke depan sebanyak 52,6 juta jenis pekerjaan akan digantikan oleh mesin. Hal tersebut mengikuti tren global di mana 60% pekerjaan akan mengadopsi sistem otomatisasi, dan 30% akan menggunakan mesin berteknologi digital.
Sementara setahun sebelumnya, kepala ekonom Bank of England mengungkapkan 80 juta pekerjaan di AS dan 15 juta pekerjaan di Inggris akan diambil alih oleh robot.
Pekerjaan Apa yang Berisiko Hilang oleh Kemajuan Teknologi?
Menarik untuk mengetahui jenis pekerjaan apa yang diprediksi para ahli terancam oleh kemajuan teknologi. Terancam di sini maksudnya yaitu kemungkinan tak diperlukan lagi sosok ‘manusia’ untuk melakukan pekerjaan tersebut, melainkan cukup dilakukan menggunakan mesin.
Seperti petugas Tol yang saat ini perlahan sudah mulai digantikan oleh mesin. Sekalipun butuh keberadaan manusia, jumlahnya tak banyak. Cukuplah satu-dua orang teknisi untuk mengawasi tiga-enam mesin tol otomatis. Melihat hal itu, sudah dipastikan di tahun-tahun mendatang sektor tersebut tak lagi menyediakan lowongan kerja.
Memang, buruh ‘kerah biru’ atau yang terbiasa menggunakan tenaga lebih rentan tergantikan oleh keberadaan teknologi. Tapi, bukan berarti buruh yang masuk kategori ‘kerah putih’ atau yang terbiasa bekerja dengan otak bisa aman oleh keberadaan teknologi.