Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Diambil Alih Robot, Profesi-profesi Ini Diprediksi Akan Punah
Tentu tak ada yang menampik bila kemajuan teknologi saat ini dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan dan pekerjaan, bahkan membangun peradaban baru
Penulis: Mutiara Permatasari
Apa yang diucapkan Bambang memang bukan tanpa fakta. Bayangkan, jenis pekerjaan seperti pengatur pin bowling, switchboard operator atau penyambung telpon, dan juru ketik saat ini telah hilang. Pekerjaan-pekerjaan itu kemudian kini tergantikan oleh profesi yang baru berkat kemajuan teknologi.
Di tahun 2005 barangkali profesi seperti content creator atau social media specialist belum terlintas ada, tapi saat ini profesi tersebut sudah menjamur. Begitu pun dengan profesi seperti influencer social media, YouTuber, web development, SEO specialist, digital marketing dan banyak lagi yang justru lebih menjanjikan.
Bahkan, menurut Human Capital Index 65% anak-anak yang memasuki sekolah dasar hari ini akan bekerja di jenis profesi yang sama sekali baru dan belum terbayang saat ini.
Bambang pun mengungkapkan, Kemenaker sudah menganalisa beberapa profesi yang akan bertumbuh dan menurun dalam rentang 2021-2025. Profesi yang akan tumbuh di antaranya ialah pemeliharaan dan instalasi, mediasi, medis, analis data, manajer sistem informasi, konselor vokasi, dan analis dampak lingkungan. Sementara untuk pekerjaan yang akan mengalami penurunan adalah resepsionis, tukang kayu, disain tiga dimensi, pengolah semikonduktor, teller bank, travel agents, juru masak fast-food, dan operator mesin.
Kemudian untuk prediksi tahun 2026-2030, jenis pekerjaan perancang, programer kecerdasan bautan, perancang dan pengendali mesin otomasi, perancang software dan gim daring akan bertumbuh.
“Tapi jenis pekerjaan ahli las, staf akuntan, operator mesin, supir truk dan ahli mesin mulai tersingkir. Padahal jumlah supir truk kita ada sekitar 6 juta,“ katanya.