Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Melawan Ujaran Kebencian dengan Konten Positif
Denpasar menjadi kota ke-14 terselenggaranya Pelatihan Juru Bicara Pancasila. Pelatihan ini dihadiri oleh 40 peserta.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS - Denpasar menjadi kota ke-14 terselenggaranya Pelatihan Juru Bicara Pancasila Wilayah Bali.
Pelatihan yang digelar selama empat hari di Hotel Permata Kuta ini dihadiri oleh 40 peserta yang berasal dari wilayah setempat dan dari berbagai macam lembaga dan universitas.
Pada pembukaan pelatihan, Jumat, 2 November 2018, Vransiska Fami Arizona, Ketua Kohati Denpasar yang juga menjadi partner lokal KBI Bali mengungkapkan bahwa sebagai organisasi perempuan, ada kegelisahan atas fenomena menurunnya kecintaan para pemuda terhadap Pancasila.
“Sebagai organisasi perempuan kami turut terlibat bersama KBI untuk mengkampanyekan kembali nila-nilai Pancasila yang sudah mulai hilang di hati para pemuda,” demikian Vransiska dalam menyampaikan sambutanya.
Baca: Gus Irfan, Sepupu Gus Dur Gabung ke Prabowo, Kubu Jokowi: Semoga Tak Ada Lagi Kasus Ratna Sarumpaet
Hal serupa juga disampaikan oleh supervisor KBI Bali, Ilma Sovri Yanti.
Dalam sambutannya Ilma menyampaikan hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga Survey Denny JA, yang menunjukkan bahwa Selama 13 tahun terakhir, dukungan terhadap Pancasila terus mengalami penurunan.
Pada tahun 2005 dukungan kepada Pancasila mencapai 85,2 persen dan pada 2018 menurun menjadi 75,3 persen atau turun sebesar 10 persen.
“Hal inilah yang mendorong komunitas ini untuk menguatkan kembali Pancasila sebagai dasar negara, agar Indonesia dengan keragamannya akan terus damai. Kita perlu kembali bergandengan tangan bersama menyuarakan kembali Pancasila,” demikian Ilma Sovri Yanti memberikan sambutan dalam acara pembukaan.
Baca: Bagikan Kabar Duka, Inul Daratista: Aku yang Sangat Kehilangan
Anick HT, fasilitator utama pelatihan tersebut juga mengutarakan bahwa, paham radikalisme yang berkembang dan meresahkan hari ini harus di lawan dengan semangat Pancasila. Terutama pertarungan di wilayah media sosial yang hari ini diwarnai oleh konten-konten intoleran.
“Terlalu banyak buzzer intoleran yang harus kita lawan dengan konten-konten positif. Terlalu banyak ujaran kebencian yang diproduksi dan disebarkan di media sosial kita. Kita harus mengkampanyekan Pancasila sebagai ideologi bangsa, terutama di media sosial,” ungkapnya.
Baca: Ahmad Dhani Terus Unggah Kebersamaan dengan Mulan, Maia Estianty: Saking Berbunga-bunganya
Hal menarik lainnya dalam pelatihan ini adalah materi-materi yang tersaji, di antaranya materi media sosial, yang sengaja dipersiapkan agar peserta mampu menguasai teknik dalam memaksimalkan penggunaan media sosial terlebih untuk kampanye konten positif.
Sementara, dalam konteks penguatan isu, KBI juga sudah menerbitkan buku rujukan berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia yang ditulis oleh pendiri KBI, Denny JA yang juga direktur Lingkaran Survei Indonesia.