Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pemberdayaan Perempuan Warga Binaan Lapas Melalui Pembentukan Kader Kesehatan Reproduksi
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Melalui Program Pemberdayaan Perempuan Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Tipe IIA Jakarta Timur
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kegiatan selanjutnya adalah survai di bulan Juni 2018 yang bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup perempuan di Lapas yang melibatkan kurang lebih 300 responden yang dipilih secara acak. Kualitas hidup pada aspek psikososial menunjukkan nilai terendah dibanding aspek yang lain.
Kegiatan berikutnya adalah Diskusi Kelompok terfokus yang melibatkan 20 orang perempuan sebagai partisipan.
Hasil kegiatan ini adalah ungkapan kebutuhan kesehatan para warga Lapas. Hasil ini menjadi dasar dalam mengembangkan materi untuk pelatihan yang mencakup pengetahuan tentang kanker serviks dan kanker payudara, serta deteksi dininya, masalah menstruasi, menopause dan permasalahannya, penanggulangan stress pada perempuan, dan ketrampilan menyelenggarakan edukasi dengan narasumber dan fasilitator para pakar dari FIKUI.
Pelatihan diikuti oleh 20 orang warga Lapas yang berlangsung bulan Oktober 2018. Kegiatan terakhir adalah pendampingan para kader yang telah mengikuti pelatihan untuk memberikan edukasi kepada seluruh warga Lapas dengan menggunakan lembar balik dan panduan yang dikembangkan oleh tim pengabdian masyarakat.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan penyematan pin dan kaos sebagai Agen atau Kader Kesehatan Reproduksi Perempuan dan penyerahan materi edukasi secara simbolik pada tanggal 28November 2018. Seluruh rangkaian kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari staf Lapas.
Kami mengharapkan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan manfaat kepada para warga Lapas, dan staf Lapas, khususnya tenaga kesehatan.
Harapan yang lain adalah keberlanjutan kerjasama dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan warga Lapas antara FIKUI dan Lapas.
Kerjasama dapat diperluas dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta terutama dalam penyelenggaraan pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks dan payudara.
Hal ini sejalan dengan pendapat Noor, seorang staf Lapasyang mengapresiasi kegiatan tersebut karena membawa dampak yang sangat positif bagi warga dengan menambahnya wawasan serta kemampuan kader kesehatan reproduksi untuk mengedukasi warga lainnya di Lapas.
Sehingga nantinya tingkat kesehatan reproduksi warga dapat meningkat. Besar harapan mereka agar kegiatan seperti ini dapat berkesinambungan dengan tidak menutup kemungkinan di bidang kesehatan yang lainnya. (*)