Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Antara "Petruk Dadi Ratu" dan "Misteri Ratu Adil"
Buku terbitan tahun 2013 dan 2014 cetakan pertama ini masih punya nilai baca. Malah menurut saya, kedua buku ini cukup menggelitik
Editor: Toni Bramantoro
Prihal “Ratu Adil”, Agustina Soebachman juga mengutip dan menuliskan di kover bukunya pernyataan pledoi “Indonesia Menggugat” - Bung Karno; Apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya “Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat?
Tak habis-habisnya menunggu-nunggu atau mengharap-harapkan datang pertolongan, sebagaimana orang yang berada dalam kegelapan tak berhenti-hentinya pula saban jam, saban menit, saban detik, menunggu-nunggu dan mengharapharap : “kapan, kapankah matahari terbit?”
Terlepas dari dua judul “Petruk Dadi Ratu” dan “Misteri Ratu Adil” adalah sebuah kewajaran jelang gelaran Pilpres 2019 bila kemudian rakyat bermimpi mendambakan datangnya (baca: terpilihnya) seorang pemimpin pembawa harapan menuju perubahan bagi terciptanya kehidupan yang lebih baik, lebih damai, tentram, dan makin tersejahterakan.
Setidaknya dari sini kita diajak untuk menakar (baca: memilih) siapakah sejatinya sosok pemimpin pembawa harapan menuju pada perubahan kehidupan yang lebih baik kedepannya – “Petruk Dadi Ratu” atau “Ratu Adil” – pilihan itu ada pada Anda. Semoga!
*Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen “#SelamatkanIndonesia”, seniman bambu unik, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) dan Galeri Bambu Unik KPBUN.