Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Strategi Manajemen Reputasi Menghadapi Serangan Berita Negatif dari Dunia Online
KRISIS bisa datang kapan saja, tanpa diundang, tanpa memberi tahu Anda. Krisis datang tiba-tiba secara mendadak dan tiba-tiba.
Editor: Dewi Agustina
Setelah itu, barulah citra perusahaan/Anda diangkat kembali seperti waktu berkibar.
Tidak ada cara yang luar biasa yang bisa dilakukan lagi, karena yang terpenting api krisis harus segera dipadamkan segera dengan cepat dan tepat oleh Tim Komunikasi Krisis.
Aktivasi Tim Komunikasi Krisis
Jika belum ada, segera bentuk Tim Komunikasi Krisis. Jika sudah ada, langsung saja diaktivasi dengan cepat.
Tim Komunikasi Krisis (atau Tim Public Relations atau Tim Media Center) ini sangat penting, karena bisa menjadi kepanjangan tangan korporasi/Anda untuk menjelaskan berbagai hal terkait dengan kondisi krisis yang sedang terjadi.
Tim Komunikasi bisa menjelaskan hal yang terjadi kepada stakeholder (pemangku kepentingan) terutama kepada media, mitra bisnis, konsumen, dan pihak terkait lainnya.
Sedangkan CEO dan manajemen bisa lebih fokus memberikan penjelasan kepada para pemegang saham.
Tentunya setelah semua hal dikaji dan dipelajari secara darurat dan cepat untuk kemudian diputuskan jalan terbaik untuk mengamputasi krisis ini, dengan strategi dan tata kelola komunikasi yang baik agar reputasi pulih kembali seperti yang diharapkan.
Penemu Image Restoration Theory (teori pemulihan citra) atau pemulihan reputasi yaitu Prof William Benoit menawarkan banyak strategi komunikasi restorasi reputasi yang bisa dipilih tingkat efektifitasnya.
Bisa jadi, selain memberikan transparansi informasi publik mengenai kondisi korporasi, Anda bisa juga membantah berbagai kritikan atau tudingan yang tidak relevan.
Benoit juga menawarkan untuk mengambil strategi Attack Accuser (menyerang penuduh) jika tudingan mereka ngawur.
Namun demikan, jika korporasi/Anda juga memiliki Andil dalam kesalahan/bencana yang terjadi, penulis buku “Account, Excuses, and Apologies” (1995) juga menawarkan solusi jalan ke luar yang elegan.
Selanjutnya Tim Komunikasi Krisis tinggal mengambil alternatif komunikasi yang tepat melalui saluran komunikasi yang efektif.
Misalnya, jika audiencenya media, bisa dipilih cara penyebaran Press Release atau Press Conference, ataupun liputan wawancara khusus. Silakan saja.