Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Strategi Manajemen Reputasi Menghadapi Serangan Berita Negatif dari Dunia Online
KRISIS bisa datang kapan saja, tanpa diundang, tanpa memberi tahu Anda. Krisis datang tiba-tiba secara mendadak dan tiba-tiba.
Editor: Dewi Agustina
Oleh : Budi Purnomo Karjodihardjo
KRISIS bisa datang kapan saja, tanpa diundang, tanpa memberi tahu Anda. Krisis datang tiba-tiba secara mendadak dan tiba-tiba.
Apa reaksi Anda? Kaget? Bingung? Tidak tahu akan berbuat apa? Yang harus dipahami, bahwa krisis terjadi jika korporasi/Anda mendapat serangan dari tiga arah.
Pertama, dari kritik atau komplain. Kedua, dari tudingan (tuduhan). Dan ketiga, dari bencana akibat melakukan kesalahan.
Ketiga hal tersebut biasanya tidak under control, baik yang disebabkan oleh eksternal, maupun internal.
Jika hal demikian menimpa korporasi atau Anda, jangan sekali-kali mengabaikannya.
Mengapa? Bisa jadi akan ada krisis lebih besar yang menyusul, akibat krisis awal yang tidak disolusikan.
Misalnya, ada cuitan di media sosial (medsos) yang memberikan komplain, atau kritik, dan tudingan negatif terhadap perusahaan/Anda. Sayangnya, hal tersebut Anda cuekin.
Kemudian media, termasuk online mencium kabar tidak sedap ini atau (mungkin) ada yang sengaja membocorkan ngasih tahu ke media online, akhirnya badai krisis yang kecil itu menjelma menjadi tsunami yang besar.
Sebaiknya kabar buruk atau berita negatif di medsos atau di media online, sekecil apapun bentuknya, harus segera diatasi.
Krisis kecil yang dibiarkan juga bisa merobek reputasi korporasi/Anda.
Apalagi jika besar, bisa jadi meluluhlantakkan reputasi yang sudah dibangun puluhan tahun.
Lalu, apa yang harus dilakukan? Reputasi perusahaan/Anda yang rusak tentu saja harus segera diperbaiki.
Anda harus melakukan restorasi reputasi, nama baik harus dipulihkan dan dinormalisasi lagi.