Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

'Saya Sudah Dua Tuhan di Indonesia'

Kisahnya juga sederhana, Polosin sejak didatangkan oleh PSSI melalui kerja Ismed D. Taher dari Uzbekistan, memiliki semangat yang luar biasa

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in 'Saya Sudah Dua Tuhan di Indonesia'
foto: M Nigara
Polosin dan Danurwindo. 

Kontan jawaban itu membuat heboh. Jika saat itu sudah ada medsos, pasti viral. Kisah dua tuhan itu pun terus-menerus dikisahkan dari mulut-kemulut. Polosin selalu terkekeh ketika kisah itu diulang di dekatnya.

"Saya mau bilang dua tahun, tapi jadi dua tuhan," katanya sambil tertawa panjang.

FISIK

Lepas dari itu, Polosin sukses mengulang medali emas cabang sepakbola di SEA Games XVI, Manila 1991. Widodo C Putro dan kawan-kawan mengalahkan Thailand dalam laga adu-penalti setelah selama 120 menit bermain imbang 0-0.

Hebatnya fisik para pemain sangat luar biasa. Apalagi di semifinal vs Sibgapura kita juga menang adu-penalti 4-2.

"Kuncinya fisik, " kata Polosin.

Itu sebabnya tim nasional asuhannya selintas tak banyak terlihat berlatih strategi. Lari, lari, fisik dan fisik. Itu juga yang membuat beberapa pelatih lokal 'marah'.

Berita Rekomendasi

"Pelatih sepakbola nasional kok ngelatih lari?" sindir salah seorang mantan pelatih nasional.

"Kalau cuma lari-lari kayak gitu, ya buat apa dibayar mahal?" sindir yang lain.

Catatan, jika tak keliru Polosin dapat gaji perbulan 5000 USD. Kurs dolar saat itu Rp 1.651/USD jika dirupiahkab Rp 8,255,000. Pelatih lokal kita sekitar Rp 4 jutaan.

Tapi, Polosin melalui Danur tak pernah menggubrisnya. Hebatnya, ini bedanya, Polosin Urin, dan Danur pun ikut langsung berlari-lari. Berbeda dengan prlatih kita waktu itu, jika pemainnya berlatih fisik, mereka asyik ngobrol di pinggir lapangan.

Suatu ketika menjelang keberangkatan ke SEA Games, Manila. Polosin, Urin, dan Danur terlihat tegang. Sesekali Polosin melepaskan napasnya agak memburu. Bola matanya berkaca-kaca. Ruang lantai 2 sekertariat Liga itu jadi saksi.

Ketika saya masuk, suasana sungguh kaku, tegang. Tak lama Danur berkisah, Polosin dan Urin bimbang. Di negaranya sedang kacau.

"Di satu sisi ia berpikir tentang keluarganya, di sisi lain, sebagai profesional, ia wajib bertanggung jawab," ujar Danur.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas