Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Di Pusaran Corona Doni Monardo Menjalankan 4 Sehat 5 Sempurna
Dalam 60 hari, setidaknya ada dua berita miring yang –diakui atau tidak—membuat Doni Monardo hari-hari itu agak “pelit senyum”.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Enam-puluh hari, telah ia lalui dengan tidur di kantor. Selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu ia dedikasikan segenap waktu, tenaga, dan pikiran untuk memerangi Covid-19.
Setiap hari pula, tak kurang dari lima sampai delapan kegiatan dikerjakan. Mulai dari rapat terbatas secara virtual dengan Presiden Joko Widodo dan pejabat terkait lain, rapat internal, menerima para tamu, mengkoordinasikan program Gugus Tugas, tanda tangan surat dan, wow ... membalas satu persatu pesan masuk di hapenya.
Itu artinya, praktis selama 60 hari, sebagian besar waktunya dihabiskan di kantor. Ia bekerja mulai jam berapa saja, dan selesai jam berapa saja. Dan jangan sekali-kali bertanya, "Sekarang hari apa ya?" Jangan. Sebab, itu pertanyaan khas milik Doni Monardo kepada orang-orang terdekatnya.
Lupa hari, bukan berarti lupa persoalan penting lain. Jika Anda kenal Doni Monardo, atau setidaknya kenal dengan orang yang dekat dengan Doni Monardo, tentu mahfum, bahwa ia termasuk pemilik daya ingat di atas rata-rata. Ia dianugerahi daya ingat yang luar biasa (tapi bukan untuk mengingat-ingat sekarang hari apa).
Contoh, tentang jumlah atau angka. Kebanyakan staf akan lupa atau hanya menduga-duga dan mengira-ira. Tapi Doni bisa menyebut dengan pasti, berapa jumlah (misal) APD yang dikirim ke Jawa Barat.
Berapa luas lahan gambut yang terbakar tahun 2109. Berapa kg rendang yang dikirim dari Padang ke Palu untuk korban banjir bandang dan lainnya. Selain itu, ia ingat betul peristiwa-peristiwa penting, seperti misalnya tanggal berapa, bulan apa, dan di mana ia bertemu siapa dan membahas apa.
Begitulah, Doni Monardo selalu bekerja dan bekerja, dan hanya berhenti ketika rebah terlelap di tempat tidur. Jam istirahat Doni selama 60 hari terakhir, antara tiga sampai empat jam sehari. Betapa tidak. Pukul 00.00 tengah malam, terkadang ia masih bekerja. Bahkan, pukul 01.00 ia masih bergumam, “Waduh... masih ada ratusan WA yang belum terbaca nih .”
Memasuki dan selama Ramadhan, kurang dari 4 jam kemudian dia sudah bangun untuk makan sahur. Nanti, selesai sholat shubuh ia lanjutkan memejamkan mata barang satu-dua jam lagi.
Fokus di Kantor
Satu per satu agenda yang sudah tersusun pun ia jalani dengan semangat. Sebagian pekerjaan dilakukan di ruang lantai 10 Graha BNPB.
Nah ada satu hal yang mungkin luput dari perhatian banyak orang. Doni Monardo hampir tidak pernah duduk di kursi dan meja kerjanya. Hampir tidak pernah.
Jadi, jangan pernah membayangkan Doni Monardo seperti seorang eksekutif yang duduk di kursi pimpinan, dengan meja kerja besar penuh dokumen di atasnya.
Termasuk jika harus menandatangai berkas atau dokumen penting. Tak jarang ia lakukan di atas meja di ruang staf. Bahkan, sering terlihat, ia menandatangani berkas di meja ruang tamu, bahkan di punggung ajudannya.
Dalam enam puluh hari kerja sebagai Kepala Gugus Tugas, hampir semua waktu ia habiskan di dalam kantor. Dari kantor pula ia mengendalikan semua pekerjaan. Dari kantor pula ia menerima semua laporan perkembangan yang terjadi di lapangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.