Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Di Pusaran Corona Doni Monardo Menjalankan 4 Sehat 5 Sempurna

Dalam 60 hari, setidaknya ada dua berita miring yang –diakui atau tidak—membuat Doni Monardo hari-hari itu agak “pelit senyum”.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Di Pusaran Corona Doni Monardo Menjalankan 4 Sehat 5 Sempurna
IST
Kepala BNPB Doni Monardo 

Memang, ada beberapa media yang tidak keliru dalam menulis pernyataannya. Persoalannya adalah, yang di-share dan diviralkan adalah pernyataan yang salah tulis.

Jadi, meski sudah ada upaya untuk mengklarifikasi kepada media-media yang salah kutip, tetapi nyaris menjadi pekerjaan yang sia-sia.

Selain karena jumlah media (online) yang sangat banyak, banyak pula di antara media tadi yang semata-mata mengejar click bite.

Caranya, dengan menampilkan berita-berita yang insinuatif, berita-berita dengan paradigma “bad news is a good news”. Dalam bahasa yang lain : New virus (covid 19) is no problem, News virus is big problem.

Masih ada satu berita lagi yang membuat perhatian Doni tersita untuk mengklarifikasi. Pernyataan yang ia ucapkan usai melakukan Rapat Terbatas dengan Presiden. Bahwa orang kelompok usia 45 tahun ke bawah dipersilakan bekerja.

Dikutip begitu saja, sehingga memicu kontroversi, terkhusus bagi pembaca berita online yang terbiasa hanya membaca judul saja dan langsung bikin kesimpulan. Mulai dari yang komentar nyinyir hingga yang bernada hujatan.

Tidak ada yang salah dengan statemen itu. Tidak ada media yang salah kutip. Yang menjadi masalah, karena media tidak menuliskannya secara lengkap. Bahwa, kelonggaran tadi diberikan tetap dalam konteks PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Berita Rekomendasi

Sebab, kelonggaran bekerja kepada kelompok usia di bawah 45 tahun, memang dengan stressing atau penekanan pada kalimat “tetap mengacu pada ketentuan PSBB dan protokol kesehatan”.

Dengan dukungan data yang dihimpun Ketua Pakar Gugus Tugas, Prof Wiku Adisasmito, Doni Monardo mengimbau para pimpinan perusahaan atau instansi untuk memprioritaskan karyawan yang bekerja pada kelompok usia di bawah 45 tahun. Itu pun, harus karyawan yang tidak memiliki riwayat penyakit bawaan.

Adapun bidang yang diperbolehkan, sesuai Pasal 13 Permenkes No. 9/2020 tentang PSBB, adalah 11 bidang. Kesebelas bidang itu adalah tempat kerja yang memberikan pelayanan: 1). Hankam; 2). ketertiban umum; 3). Pangan; 4). BBM & Gas; 5). Pelayanan kesehatan; 6). Perekonomian; 7). Keuangan, 8). Komunikasi; 9). Industri; 10). Ekspor dan impor; 11). Distribusi logistik dan kebutuhan dasar lainnya.

Ihwal mengapa usia 45 tahun ke bawah yang diberi kelonggaran? Juga bukan tanpa alasan. Berdasar catatan Tim Prof Wiku, kelompok usia itu yang risiko kematiannya paling kecil (15%), meski risiko terpaparnya besar. Sedangkan, risiko kematian kelompok usia di atas 46 tahun, sebesar 85%. Semua data itu dihimpun sejak pemerintah memberlakukan Masa Darurat Kesehatan Maret lalu.

Lebih rinci data Tim Pakar Gugas menyebutkan, sebagian besar korban Covid-19 meninggal adalah pemilik penyakit bawaan ginjal, yakni mencapai 7 dari 10 pasien. Urutan kedua, yang berpenyakit jantung, 5 dari 10 pasien.

Hidup Sehat ala Doni

Bersyukur, melewati 60 hari bertugas sebagai Kepala Gugus Tugas, tidak ada tanda-tanda kendor sedikit pun dari sosok Doni Monardo. Dalam banyak kesempatan, ia mengatakan, sedikit saja pasukan melihat panglimanya kendor, maka mental prajurit di lapangan bisa terganggu.

Konsisten dengan jargon Pentahelix, ia menyelaraskan semua program tadi menjadi program kerja kolektif. Bencana, baik alam maupun non alam, adalah tanggung jawab bersama. Karenanya, penanganannya pun harus bersatu dan bersama-sama.

Pentahelix adalah model gotong royong yang sangat sesuai diterapkan di Indonesia. Termasuk ketika bangsa ini dilanda wabah seperti yang sedang kita alami. Keterlibatan pemerintah bersama unsur masyarakat/komunitas, pengusaha, akademisi, dan media menjadi modal utama melawan bencana.

Dalam bingkai itu pula Doni tidak pernah mengendorkan semangat melindungi masyarakat dari paparan corona. Prinsip Doni Monardo, yang sakit harus sembuh, yang sehat tetap sehat. Yang tak kalah pentingnya, warga tidak boleh terpapar virus dan juga terkapar akibat dampak PHK.

Ingin tahu bagaimana Doni Monardo menjalani resep hidup sehat? Ia punya semboyan “empat sehat lima sempurna”. Berbeda dengan pengertian umum, empat sehat lima sempurna jaman dulu.

Nah, Doni merumuskan empat sehat lima sempurna ini kaitannya dalam menghadapi wabah Covid-19.

Yang pertama, mengenakan masker. Kedua, menjaga jarak (social & physical distancing). Ketiga, rajin mencuci tangan dengan sabun. Keempat, olahraga dan tidur teratur dan tidak panik. Lima penyempurnanya adalah makanan yang bergizi.

Tetap sehat, jenderal!

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas