Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Berupaya Menjauh dari Zona Resesi
Karena fakta tentang saling ketergantungan di sektor ekonomi, semua negara menerima dan merasakan ekses dari pandemi.
Editor: Content Writer
Begitu juga dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman yang per Juni 2020 mulai positif di level 10 persen, setelah minus hampir 50 persen sepanjang Mei 2020. Sub-sektor perdagangan eceran dan perdagangan besar juga menunjukan kecenderungan positif.
Indikator-indikator itu menjelaskan bahwa permintaan atau konsumsi dalam negeri secara bertahap mulai menguat lagi. Ketika permintaan pasar mulai bertumbuh, harus ada upaya maksimal dan dengan penuh kehati-hatian untuk menghidupkan lagi mesin perekonomian atau produksi.
Dan, untuk merawat serta memperkuat permintaan itulah Komite Pemulihan Ekonomi Nasional mulai merealisasikan beberapa program yang fokus pada upaya merawat kekuatan konsumsi sejumlah komunitas, mulai dari komunitas pekerja, pegawai atau tenaga honorer, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hingga ibu rumah tangga. Untuk 12 juta pelaku UMKM, Pemerintah menyiapkan bantuan Rp 2,4 juta untuk setiap unit usaha.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan stimulus usaha bagi 6,2 juta untuk ibu rumah tangga korban PHK dan pelaku usaha mikro dengan kredit modal kerja tanpa bunga sebesar Rp 2 juta per debitur. Tidak kurang dari 13 juta karyawan swasta dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan pun akan mendapatkan bantuan Rp 600.000 per bulan. Komunitas pekerja berstatus pegawai honorer atau bukan pegawai negeri sipil (PNS) juga akan menerima bantuan dengan jumlah yang sama.
Pendekatan dengan program bantuan seperti ini memungkinkan perekonomian nasional menjauh dari zona resesi pada kuartal-kuartal berikutnya. Di sisi lain, program bantuan seperti itu juga menjadi bukti bahwa negara masih mampu merespons ketidakpastian sekarang ini dengan cara merawat ketahanan ekonomi beberapa komunitas yang kontribusinya relatif signifikan bagi perekonomian.
Akhir-akhir ini, di tengah tingginya lonjakan kasus Covid-19, masyarakat perkotaan yang nota bene adalah pusat pertumbuhan mulai berani melakukan aktivitas produktif. Kecenderungan ini tentu saja berkontribusi besar upaya bersama menjauh dari zona resesi teknikal.
Agar kecenderungan ini tidak menghadirkan risiko, pemerintah daerah pada semua kota besar di Pulau Jawa hendaknya berupaya keras mendorong masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Pulau Jawa sebagai pusat pertumbuhan memang harus mendapat perhatian khusus karena 74 persen kasus Covid-19 tercatat pulau ini.