Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Hakikat Berbagi Roti dan Kopi ala Turki dan Prancis

Turki memliki budaya dan tradisi berbagai roti (ekmek) di berbagai gerai penjual roti. Di Prancis ada juga tradisi berbagi kopi di berbagai kedai kopi

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Hakikat Berbagi Roti dan Kopi ala Turki dan Prancis
Serambi Indonesia/Arif Ramdan
FILE ILUSTRASI TURKI - Pemandangan di tepi Selat Bosphorus,Turki, Kamis (17/12/2015). Selat Bosphorus yang menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam merupakan batas wilayah antara dua benua, Asia dan Eropa. 

OLEH : EGY MASSADIAH, Staf Ahli Kepala BNPB  

SEMBARI sahur pada subuh ke-7 bersama (waktu itu) Kepala Gugus Tugas Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo, di lantai 10 Graha BNPB, mata saya asyik menyaksikan sebuah tayangan di grup WA.

Sumbernya Diyanet TV, sebuah stasiun televisi yang dikelola kantor urusan agama pemerintah Turki. Tayangan berdurasi 3:09 menit itu sungguh memberi bermakna dalam terhadap hakikat “berbagi”.

Baiklah, supaya lebih memahami bagaimana “berbagi” menjadi begitu mulia, saya kisahkan apa yang ada dalam film pendek itu.

Yakni pemandangan di sebuah kedai roti. Ini benar-benar kedai sederhana yang dikelola pria paruh baya berbadan subur.

Letak kedai roti itu ada di tepi jalan besar. Bagian depan digunakan untuk memajang roti khas Turki yang dinamakan ekmek.

Orang Turki belum berasa makan kalau belum menyantap ekmek. Mirip nasi bagi orang Indonesia.  Sekilas kedai itu memang hanya ada dua bagian. Bagian depan untuk memajang ekmek.

Berita Rekomendasi

Beli Delapan Disedekahkan Empat

Tampak ada satu keranjang yang digantungkan di tiang sisi kanan. Bagian belakang adalah tungku besar untuk memanggang ekmek.

Datanglah seorang pria membeli delapan potong ekmek. Tapi pembeli hanya mengambil empat. Empat lainnya diamanahkan kepada penjual untuk disedekahkan kepada yang memerlukan.

Sang penjual lalu memisahkan empat ekmek amanah tadi, dan memasukkannya ke dalam keranjang gantung.

Tak lama kemudian, datang si "miskin" memohon sekerat-dua-kerat ekmek, yang barangkali ada bagian rezekinya di kedai itu. Penjual roti tadi melayani dengan baik.

Segera ia mengambil tas dan memasukkan empat potong ekmek, dan menyerahkannya kepada si miskin.

Lalu, si "miskin" mengembalikan yang dua. Benar. Ia hanya perlu dua potong ekmek yang memang berukuran besar itu.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas