Tribunners / Citizen Journalism
Upaya Pemutakhiran Data Peternakan Berkualitas saat Pandemi Covid-19 Menuju Kebijakan Tepat Sasaran
BPS sebagai Pembina Data Statistik sesuai Perpres No. 39 Tahun 2019 tetap berperan aktif dalam membantu berbagai upaya dalam mewujudkan satu data
Oleh: Dr. Rustam, SE, MSE *)
TRIBUNNEWS.COM - Suatu kejadian luar biasa tak dapat dihindari. Diawali dengan penularan corona virus disease yang muncul sekitar awal Desember 2019 (Covid-19) pertama kali dideteksi terjadi di Wuhan, China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun merefer pandemi Covid-19 pada 11 Maret 2019.
Data per 28 Oktober 2020 merilis jumlah kasus Covid-19 di dunia tercatat 43.608.458 kasus dengan jumlah kematian 1.160.278 kasus (fatality rate 2,66 %) dan jumlah pemulihan 29.839.237 kasus (recovery rate 68,43%).
Pada saat yang sama pemerintah China sudah mampu mengatasi penularan Covid-19 tersebut dan pernah mencatat 85.826 kasus dengan fatality rate 5,49% dan recovery rate 94,29%.
Indonesia dengan kondisi geografis yang sangat luas dan tersebar mencatat 396.454 kasus dengan fatality rate 4,41% dan recovery rate 81,28%.
Data-data statistik diatas memberikan cerminan dan kesimpulan akan pentingnya data yang akurat, mutakhir, dan terpadu sehingga pemerintah setiap negara mampu menentukan kebijakan multi dimensional dalam mengendalikan dan mengatasi dampak Covid-19.
Maknanya adalah kebutuhan data yang berkualitas sangat penting karena kebijakan tanpa data yang berkualitas akan lebih mahal karena semua upaya menjadi tidak efektif dan efisien.
Penguatan Penyediaan Data Pangan Strategis
Salah satu agenda pembangunan RPJMN 2020-2024 adalah menguatkan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan dengan tujuan akhir mensejahterakan masyarakat yang adil dan merata.
Upaya pembangunan ekonomi dipacu tumbuh lebih tinggi dan salah satu diantaranya difokuskan pada pengelolaan sumber daya ekonomi terkait pemenuhan pangan dan pertanian.