Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Di masa Pandemi Covid-19 Usaha di Bidang Katering dan Pernikahan Nyaris Tidak Berjalan
Di masa pandemi Covid-19 ini, usaha di bidang katering dan pernikahan nyaris tidak berjalan sama sekali
Editor: Toni Bramantoro
Saat-saat menyedihkan akan segera berlalu. Mereka terus membesarkan harapan. "Kami harus tetap optimistis. Sebentar lagi pergantian tahun. Insya Allah, 2021 akan cerah," ungkap penyuka sepak bola itu.
Dia memang enggan bicara soal "kehilangannya" di masa pandemi Covid-19 ini. Yang lebih diutamakannya adalah bagaimana ia tetap merawat klien-klien setianya. Menjalin komunikasi dengan mereka.
Ini juga selaras dengan tagline yang diusung Nendia Primarasa, "Tradisi Membahagiakan".
Merawat kebersamaan dan persaudaraan itu juga yang dilakukan Heru dan Resti kepada para karyawan mereka. Oleh karena itu, walau dihajar pandemi, mereka tetap mempertahankan seluruh karyawannya.
"Kami bertanggung-jawab atas nasib mereka, para karyawan setia. Sebagian kami pekerjakan dari rumah (work from home). Tetapi, kami sebisa mungkin rutin mengadakan pertemuan, walau kadang virtual," papar H.Heru
Mereka juga tetap mengupayakan "test food" secara rutin. Ini cara ampuh sebagai pengganti dari melakukan sosialisasi atau perkenalan diri dengan berpartisipasi di berbagai pameran.
Sebelum pandemi Nendia Primarasa bisa berpartisipasi di sebanyak 5-6 pameran setiap tahunnya.
Di masa sebelum pandemi Nendia Primarasa juga punya catatan menarik terkait kliennya. Dalam satu tahun Nendia Primarasa mampu menggaet sebanyak 600 klien. Dengan kata lain, menggelar 600 even atau resepsi pernikahan.
"Untuk tahun 2020 ini sebenarnya akan ada 300 even. Namun sebagian besar kini ditangguhkan,.atau dialihkan ke 2021," cerita H.Heru.
Kata H.Heru, klien-klien yang mengunakan jasa Nendia Primarasa rata-rata sudah melunasi pembayarannya. Walaupun acaranya baru akan dilaksanakan tahun depan.
“Kalau mereka reschedule apa pun kondisinya, diharga mau naik, kita tetap tanggung jawab. Gedung juga seperti itu. Bagi klien yang sudah memesan, bila ada kenaikan, tidak akan dikenakan biaya kenaikan untuk tahun depan,” tegas H.Heru.
Untuk kegiatan di luar yang mengundang kehadiran banyak orang, penerapan prokes wajib diutamakan.
Mereka wajib mengikuti SOP dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Memberlakukan 3 M. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Setelah tamu masuk ke dalam ruangan kita juga sudah mempersiapkan kursi yang sudah berjarak. Begitu pula ketika mengambil makan, para tamu tidak diperbolehkan, sebab para waiter sudah mempersiapkan masing-masing kepada tamu," jelas H.Heru.
Untuk penerapan tata tertib prokes itu, seluruh kru Nendia Primarasa sudah memberlakukannya dengan sangat baik.
“Beberapa kali kegiatan Nendia Primarasa diapresiasi, misalnya beberapa waktu lalu di TMII,” papar H.Heru.
Selamat berjuang, Nendia Primarasa!