Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Berbagai Prangko Meter Indonesia di Zaman Lampau
Pengiriman EMS (Express Mail Service) salah satu produk unggulan Pos Jepang, diperkenankan 100 persen menggunakan prangko.
Editor: Willem Jonata
Semetara kalau kita lihat internal PT Pos Indonesia pada hakekatnya memang terpecah dua. Ada bagian yang menjual prangko dan ada bagian yang terlibat langsung dengan uang saja (non prangko).
Sedangkan kedua pihak ditargetkan menghasilkan pendapatan sebesar mungkin.
Bagaimana bisa bersaing dengan baik bagian yang menjual prangko, apabila pengiriman suratpos ke luar negeri (misalnya EMS) tidak bisa pakai prangko? Kan bisa pakai PM seperti yang dijelaskan di atas.
Tidak heranlah penghasilan dari bagian yang menjual prangko terus semakin sedikit ketimbang bagian yang non-filateli atau non-prangko, langsung berhadapan dengan masyarakat yang membayar pakai uang tunai.
Apabila penggunaan prangko semakin dibangkitkan kembali, semua pihak akan mendapatkan keuntungan bersama. atau Win-Win Solutions.
Bahkan nama Indonesia semakin harum di kalangan internasional karena mereka di luar negeri dapat melihat beraneka ragam wajah Indonesia lewat prangko. Promosi yang tidak perlu keluar uang dari pemerintah tetapi sangat efektif memberikan citra positif bagi negara Indonesia di luar negeri.
Untuk diskusi filateli para kolektor prangko mungkin bisa kirim email ke: filateli@jepang.com dengan subject: Filatelis.
Bisakah kita semakin banyak menjual prangko Indonesia kepada masyarakat? Mengapa tidak bisa? Pos Jepang saja mendapatkan uang 7 triliun yen per tahun dari penjualan prangkonya saja.
Sebagai catatan, rekor paling awal dari mesin prangko atau kemunculan PM adalah oleh Prancis Carle Bushe pada tahun 1884 memperoleh Paten Inggris untuk perangkat yang akan mencetak prangko meter (PM) pada amplop dan mencatat prangko melalui alat hitung.
Tak lama kemudian, dia membentuk Perusahaan Mesin Pos Pitney, yang menjadi Perusahaan Pengukur Pos Amerika pada tahun 1912.