Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
BAZNAS, Harkitnas dan Amil sebagai Preferensi Profesi Generasi Milineal
Selain Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), pada bulan ini juga ada Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Editor: Daryono
Mereka tak boleh tunduk menjadi produk pasif sistem yang sudah ada dan terjebak budaya rutinitas.
Mereka harus menjadi insan kreatif-inovatif dalam memetakan permasalahan dunia perzakatan, lalu menemukan solusi-solusi yang cerdas.
Sebab, kreativitas dan inovasi merupakan kunci menghadapi segala kondisi, termasuk pandemi Covid-19, seperti yang terjadi saat ini.
Untuk itulah, kreativitas yang merupakan modal kaum milenial, hendaknya dimunculkan dan dikembangkan untuk turut berkontribusi bagi dunia perzakatan.
Amil milenial dicirikan oleh kemandirian atau independensi.
Ini berbeda dengan generasi “kolonial” yang lebih bergantung pada struktur.
Karena itu, kreativitas seharusnya menjadi fitur tak terpisahkan dari mereka.
Amil milenial harus melihat kreativitas sebagai potensi untuk menyelesaikan berbagai problematika. Jika disalurkan dengan baik, maka kreativitas itu bisa memberikan kontribusi yang besar, baik bagi mustahik, muzaki, bangsa, negara dan dunia.
Amil milenial adalah native dalam hal penggunaan teknologi. Karena mereka memiliki struktur berpikir yang unik dan kreatif.
Ini harus dimunculkan dan dikembangkan.
Sebagai contoh, teknologi digital yang dikuasai amil milenial otomatis menjadi peranti yang sangat penting di masa pandemi, yang justru merupakan peluang besar dalam memunculkan ide-ide baru.
Seperti proses-proses pengumpulan, pendistribusian, koordinasi dan pelaporan, yang dilakukan secara digital.
Menurut informasi, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi dalam rentang waktu 10 tahun ke depan, pada 2020-2030.
Ini ditandai dengan proporsi jumlah masyarakat usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan masyarakat usia nonproduktif.