Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kasus Covid Melonjak, Semua Teriak: Bersabar dan Tahan Diri, Hindari Perdebatan
Jika kerumunan faktor penyebab penularan virus, maka semua kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan harus betul-betul diawasi ketat.
Editor: Choirul Arifin
Oleh: Imam Subarul Adzim*)
TRIBUNNEWS.COM - Akhir-akhir ini kasus Covid 19 di Indonesia mengalami kelonjakan yang cukup drastis yaitu berada di angka delapan ribu kasus per hari. Kenaikan ini disebut-sebut sebagai efek dari libur Idul Fitri kemarin.
Di Jakarta saja, pada pekan lalu misalnya kenaikan kasus Covid meningkat cukup drastis, yang semula 7 persen menjadi 17 persen. Sedangkan keterisian tempat tidur di RS rujukan juga tak luput dari kenaikan, yang semula 45 persen menjadi 75 persen.
Kondisi ini sangat memprihatinkan. "Bila kondisi ini tidak terkendali kita akan masuk pada fase genting", ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Lonjakan kasus Covid tidak hanya dirasakan di DKI Jakarta, melainkan di berbagai wilayah Indonesia. Dengan itu pemerintah pusat berencana ingin menerapkan pengetatan kembali di pulau jawa mulai dari Banten, DKI Jakarta, Jakbar, Jateng, Jatim dan DIY.
Jika ini diterapkan, maka keterbatasan beraktivitas di ruang publik akan dirasakan kembali oleh warga seperti bulan Maret 2020.
Artinya perjuangan warga Indonesia melawan Covid-19 akan memasuki babak baru, perjuangan di mulai dari Nol lagi. Belum lagi berbicara temuan varian baru Covid-19. Satu saja belum selesai udah di tambah lagi.
Dengan kondisi sekarang ini, masyarakat dan pemerintah sama-sama panik. Sudah budaya klasik, kalau sudah terjadi, baru ramai dan ribut.
Sepertinya sebagian masyarakat kita kalau nggak ribut nggak asyik. Satu dengan yang lain saling menyalahkan. Padahal yang dibutuhkan adalah solusi bagaimana mengatasi lonjakan baru Covid 19, agar pandemi segera berlalu.
Saatnya masyarakat dan pemerintah harus sama-sama melakukan evaluasi. Masyarakat harus tetap waspada dan berhati-hati dengan terus mengindahkan protokol kesehatan (3M).
Mati, jodoh, rizki memang ketentuan Allah, namun mesti diiringi dengan ikhtiar. Ini sudah bukan saatnya lagi berdebat membenturkan tawakal dan ikhtiar, toh keduanya bisa berjalan seiringan.
Jika masih ada yang tidak percaya adanya Covid 19, ya silahkan. Tapi di ruang publik harus menghormati orang lain.
Bisa jadi tubuh seseorang kuat terhadap serangan virus, namun belum tentu orang lain juga sama. Terlebih yang usianya sudah tua. Bicara virus, kita serahkan kepada ahlinya. Dalam hal ini adalah dokter dan tim medis.
Kita berharap kepada semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat secara umum, untuk melakukan langkah-langkah tepat, diantaranya pertama: Dalam rangka mencegah virus Covid 19, kebijakan harus proporsional dan konsisten. Ini ranah pemerintah.