Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mengurai Polemik Jalur Sepeda
Kolaborasi dengan pihak institusi perhubungan dan kepolisian merupakan kebutuhan niscaya sebelum keputusan membangun jalur sepeda dilakukan.
Editor: Dewi Agustina
Penulis: Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
PRO kontra itu hal biasa. Dalam banyak hal, diskusi diperlukan. Berbagai masukan dan pertimbangan dari berbagai pihak harus dianggap penting. Terutama dari mereka yang memiliki kompetensi di bidangnya.
Beberapa hari lalu, jalur sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin yang panjangnya 11,2 KM itu sempat disinggung dalam rapat komisi III di DPR.
Ahmad Sahroni, salah satu wakil ketua Komisi III di DPR minta Kapolri mengevaluasi, bila perlu membongkar jalur itu, Rabu (16/6/2021). Alasannya: ada diskriminasi.
Publik kaget. Kok langsung main bongkar. Padahal, jalur sepeda sudah digunakan, dan selama ini relatif tidak ada masalah. Apalagi, urusan jalur sepeda bukan masuk wilayah garapan komisi III.
Namanya juga usulan. Meski berasal dari komisi yang tidak membidangi perhubungan, ada baiknya tetap didengar.
Setidaknya, ada kepedulian dan niat baik. Berpikir positif seperti ini yang harus terus ditumbuhkan.
Kapolri Jend Listyo Sigit Prabowo sangat bijak. Didengar dan dicatat semua masukan itu, dan tentu akan diteruskan untuk menjadi pembahasan dengan Gubernur DKI, Anies Baswedan.
Yang seringkali terlupa bahwa setiap keputusan dan kebijakan, tentu didahului dengan kajian. Dengar pendapat dengan berbagai pihak yang kompeten.
Terkait jalan raya, Polri adalah mitra yang punya cukup data, pengalaman dan ketepatan dalam perhitungan.
Kolaborasi dengan pihak institusi perhubungan dan kepolisian merupakan kebutuhan niscaya sebelum keputusan membangun jalur sepeda dilakukan.
Baca juga: Covid-19 DKI Melonjak, Polda Metro Tiadakan Uji Coba Jalur Sepeda di JLNT Casablanca
Hasil kajian ini perlu dibuka oleh Gubernur Anies Baswedan untuk memberi penjelasan detilnya. Sehingga bisa menjadi bahan diskusi dan evaluasi.
Setidaknya, ada beberapa manfaat mengapa jalur sepeda di Jakarta dibangun. Terutama untuk jangka panjang.
Pertama, mengurangi tingkat kemacetan. Selain MRT/LRT, sistem ganjil genap, dan perluasan jalur trotoar untuk pejalan kaki, jalur sepeda diharapkan juga ikut mengurangi tingkat kemacetan di ibu kota.