Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Kampungku Kampung Covid?

Selama ini keluarga saya berupaya pakai masker, sering cuci tangan, dan hindari kerumunan. Di kampung, semua ini gak berlaku.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kampungku Kampung Covid?
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Warga mengikuti pelaksanaan program Serbuan Vaksinasi Covid-19 di lapangan Prapat Kurung, kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021). Vaksinasi Covid-19 yang dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono dan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa merupakan kerja sama antara Kementerian Kesehatan, TNI-Polri, dan BNPB yang menargetkan masyarakat umum, serta pekerja di lingkungan pelabuhan itu guna mempercepat program pemerintah untuk mencapai kekebalan komunal menuju Indonesia sehat bebas Covid-19. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

Berencana balik lagi ke kampung, tapi sendiri. Relatif bisa jaga diri jika sendirian.

Apa pesan dari cerita ini? Pertama, bahwa covid tidak hanya ada di kota, tapi juga ada di desa. Boleh jadi di desa lebih banyak jumlah warga yang terpapar.

Kedua, tes antigen, PCR atau apapun itu, di desa jumlahnya lebih sedikit dari tes di kota. Apalagi kalau dibandingkan dengan di kota besar seperti Jakarta.

Kalau di desa-desa masif dilakukan tes, hampir pasti angka terinfeksi covid perhari akan naik tinggi sekali.

Ini artinya, angka terpapar covid yang diumumkan boleh jadi jauh lebih kecil dari jumlah yang sesungguhnya terinfeksi.

Ketiga, warga kota lebih dekat dengan pusat pemerintahan dan banyak orang kelas pendidikan tinggi. Dengan begitu, lebih mudah dapat informasi dan penanganan bisa lebih cepat.

Sementara di desa, mereka merasa aman-aman saja. Gak ada ketakutan. Cerita kena covid itu hal biasa dan sambil ketawa-ketawa.

Berita Rekomendasi

Meskipun diumumkan di mushalla dan masjid, hampir setiap hari ada yang meninggal.

Keempat, pengawasan covid di desa-desa sangat rendah. Ini rentan terjadi penyebaran dan risiko kematian.

"Covid jebule koyok ngono. Wis tahu mgerasakke". (Covid ternyata seperti itu. Setidaknya sudah pernah merasakan), kata teman bermain waktu kecil saya. Bangga!

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas