Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Uighur dan Pemboikotan Olimpiade Beijing

Sandaran utama negara-negara menuding China melakukan genosida terhadap muslim Uighur ialah Uyghur Tribunal yang dihelat di Inggris belum lama ini

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Uighur dan Pemboikotan Olimpiade Beijing
ist
Novi Basuki, penulis buku Islam di China: Dulu dan Kini 

Oleh : Novi Basuki *)

TRIBUNNEWS.COM - Olimpiade Musim Dingin di Beijing yang akan digelar pada 4 Februari 2022, diboikot Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, dan Kanada.

Alasan pemboikotannya adalah karena empat negara tersebut menengarai pemerintah China telah melakukan pelanggaran HAM berupa genosida terhadap muslim Uighur di Xinjiang.

Bila benar demikian, bagaimana menjelaskan data-data berikut?

Keterkaitan dengan CIA dan NED

Sandaran utama negara-negara yang menuding China melakukan genosida terhadap muslim Uighur ialah Uyghur Tribunal yang dihelat di Inggris belum lama ini.

Pengadilan yang digagas Dolkun Isa, ketua World Uyghur Congress (WUC), sejak 2020 itu mendaku diri sebagai pengadilan yang independen.

Baca juga: Soal Boikot Olimpiade Beijing, Jepang Pertimbangkan Masalah Hak Asasi Manusia di China

BERITA REKOMENDASI

Walakin, jika ditelaah lebih dalam, independensi Uyghur Tribunal agaknya masih layak dipertanyakan.

Pasalnya, selama sekian tahun, WUC mendapatkan dana yang lumayan besar dari National Endowment for Democracy (NED).

Mengutip laman NED (25/2/2021), pada 2020, NED menggelontorkan USD 400 ribu kepada WUC untuk digunakan “melakukan advokasi regional dan internasional tentang isu-isu Uighur.”

Juga untuk dipakai “memonitor, mendokumentasikan, dan menyoroti pelanggaran HAM yang tengah terjadi di Turkistan Timur [Xinjiang].”

Sejak 2016 hingga 2019, NED paling tidak telah menyuntikkan dana sebesar USD 1,284 juta kepada WUC.


Ini belum termasuk yang diberikan kepada lembaga-lembaga diaspora Uighur lainnya semisal Uyghur Human Rights Project, Uyghur Refugee Relief Fund, Campaign for Uyghurs Incorporated, dll.

Kita tahu, NED merupakan lembaga yang diinisiasi pemerintah AS untuk mempromosikan demokrasi ke seluruh dunia.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas