Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Keberhasilan dan Tantangan Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum di Indonesia
Permukiman kumuh terbentuk karena pembangunan kota-kota yang kurang merata sehingga menimbulkan kemiskinan yang dibarengi tingkat penduduk yang padat.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom

Sama seperti bendungan, sejak 2015 hingga 2020, jaringan irigasi yang telah terbangun mencapai 1.004.799 Ha.
Pada 2015 sampai 2020 pemerintah telah membangun embung sebanyak 1.062 buah.
Di sektor Bina Marga, dalam kurun waktu 2015 sampai 2019, jembatan yang telah terbangun adalah sepanjang 51.092 m.
Sedangkan Jembatan Gantung dalam rangka membangun Indonesia dari pinggiran, mulai 2015 sampai 2019 telah membangun 330 unit jembatan gantung.
Di samping itu, Kementerian PUPR juga telah membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yang tersebar di 7 lokasi perbatasan, di 7 kabupaten/kota, dan 3 provinsi, dalam kurun waktu 2015 sampai 2019 sebanyak 11 pos.
Kementerian PUPR juga mendukung pembangunan Venue Asian Games sehingga Indonesia berhasil menjadi tuan rumah ajang olahraga terbesar se-Asia itu.
Kementerian PUPR telah membangun 79 venue Asian Games, dengan 33 venue di antaranya tersebar, di mana 18 venue terbangun di DKI Jakarta, 4 venue di Sumatera Selatan, dan 11 venue lainnya di Jawa Barat.
Di sektor Bina Marga juga, Menteri PUPR, Moch Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah menargetkan pembangunan jalan tol baru sepanjang 1.852 km.
Hingga saat ini pemerintah telah selesai membangun sepanjang 1.070 km.
Untuk jalan nasional baru akan dibangun sepanjang 4.119 km.
Juga PUPR membangun jalan akses dengan total panjang 500 km yang terhubung dengan 24 pelabuhan utama, 60 pelabuhan penyeberangan, dan jalan pendukung ke 25 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yang kesemuanya itu ditargetkan segera rampung.
Serangkaian pembangunan infrastuktur ini bukanlah untuk pencitraan politik seperti dituduhkan oleh sebagian kalangan, namun pada dasarnya adalah untuk mengejar ketertinggalan daya saing infrastruktur Indonesia dalam rangka mendukung pembangunan sosial dan ekonomi.
Pembangunan jalan tol dan jalan akses sangatlah diperlukan untuk mengurangi waktu tempuh dan untuk mengurangi kepadatan arus lalulintas di perkotaan dan kawasan-kawasan industri.
Pembangunan infrastruktur pengairan dan jalan dan jembatan akhirnya telah meningkatkan daya saing infrastruktur Indonesia dari urutan ke-72 pada 2015 menjadi urutan ke-52 pada 2018.

