Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Catatan Tertinggal di Hari Ulang Tahun BNPB: Senjata Makan Tuan
hari ini 26 Januari 2022, BNPB berulang tahun yang ke 14. Dirgahayu BNPB, tangguh menghadapi bencana, hadir gesit di setiap kesulitan rakyat.
Editor: Wahyu Aji
Catatan Egy Massadiah
TRIBUNNEWS.COM - Saya dan Doni Monardo sedang menikmati keindahan sejengkal Pulau Sumba - NTT, saat Presiden Joko Widodo melantik Mayjen TNI Suharyanto menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu, 17 November 2021.
Kedudukan Doni Monardo sebagai Kepala BNPB 2019-2021, membuat banyak sahabat spontan mengabarkan berita tadi.
Nama Mayjen Suharyanto (saat ini berpangkat Letjen TNI) tentu bukan nama yang asing. Bahkan, kami beberapa kali bersinggungan dalam kapasitas Doni sebagai Kepala BNPB dan saya sebagai Tenaga Ahli BNPB.
Salah satu kenangan yang sempat kami obrolkan usai mendapat berita itu adalah pertemuan di Malang.
Alkisah, Hari Kamis, tanggal 3 Desember 2020 Ka BNPB Doni Monardo dan rombongan berkunjung ke Kota Apel untuk meninjau persiapan Politeknik Kesehatan Malang (Poltekes) Kota Malang, yang akan dijadikan rumah sakit lapangan penanganan pasien Covid-19. Malang adalah tujuan yang kesekian dari serangkaian kunjungan sebelumnya.
Agenda berikutnya meluncur ke Cilacap, Jawa Tengah, lalu balik Jakarta. Pesawat carter terparkir di bandara Abdulrachman Saleh, Malang. Di situlah Pangdam V/Brawijaya, Mayjen Suharyanto menyambut. Bakso Malang, rawon dan rujak cingur menemani pertemuan itu.
Apa daya, pesawat mengalami trouble engine. Tak kurang satu-setengah jam kami menunggu. Nah, di saat itulah Doni Monardo dan Suharyanto terlibat obrolan asyik layaknya abang-adik. Topiknya mulai dari bencana alam, Covid-19, dan lain-lain.
Baca juga: Egy Massadiah: Kaitkan Kecemerlangan Karier Maruli Simanjuntak dengan status Menantu Luhut Tak Fair
Nah dua hari setelah Suharyanto dilantik menjadi kepala BNPB, demi dan atas nama kenangan tugas, Doni pun berinisiatif menemui Suharyanto. Tujuannya, semata-mata untuk mengucapkan selamat dan memberinya dukungan. Lekas saya menghubungi Korspri Ka BNPB, Kolonel (Czi) Budi Irawan Akmil 91.
Budi yang juga Korspri saat Doni Monardo menjabat Kepala BNPB, sigap mengatur jadwal. Tidak lama kemudian, kami pun mendapat agenda bertemu Ka BNPB Suharyanto hari Jumat, 19 November 2021 di lantai 10 Graha BNPB, Jl. Pramuka, Jakarta Timur. Jamnya, siang. Pas betul dengan jam kedatangan kami di Jakarta dari Sumba (transit Denpasar).
Selamat tinggal Sumba. Selamat datang Jakarta. Kolonel Budi mengabarkan lagi, jadwal diundur habis maghrib, karena Kepala BNPB menghadiri acara di Mabes TNI-AD. Untuk diketahui, saat itu, Suharyanto juga masih menjabat Pangdam V/Brawijaya.
Usai maghrib, kami tiba di Graha BNPB. Kami dijemput protokol, dan diarahkan naik melalui lift VIP. Seketika ada perasaan, “Sebelumnya kami yang tuan rumah, kali ini, kami sebagai tamu.”
Sampai di lantai 10, Doni langsung menuju ke ruang swab-antigen. Kolonel Budi pun kikuk jadinya. “Tidak perlu, Bapak. Tadi hanya bercanda, saya kan tau bapak udah PCR,” tawa Budi.
Budi dan Doni memang sudah lama saling kenal. Saat Doni menjabat Danrem Bogor, Budi sebagai Dandim Bogor. Saat Doni sesjen wantanas, Budi pun bertugas di situ. Dan ketika 9 Januari 2019 Doni dilantik menjadi Ka BNPB, Kolonel Budi pun ikut diboyong menemani Doni.
Baca juga: Bersama Mensos hingga Kepala BNPB, Wapres Tinjau Lokasi Terdampak Bencana Gempa Bumi di Pandeglang