Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Ekonomi Digital Butuh Dukungan Ekosistem Digital

Jajak Pendapat Kompas pada Januari 2022 merekam sebanyak 67,8% responden pernah melakukan transaksi elektronik, meningkat dari sebelumnya

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ekonomi Digital Butuh Dukungan Ekosistem Digital
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Ilustrasi 

Oleh Moch S Hendrowijono *)

NILAI ekonomi digital Indonesia pada 2021, yang bila dihitung dari nilai GDP (gross domestic product) sebesar 70 miliar dollar AS, kontribusi terbesar ekonomi Indonesia, berasal dari transaksi e-commerce.

Menurut Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hal ini sekaligus menunjukkan, terjadi perkembangan pesat pada industri aplikasi informatika yang digunakan masyarakat.

Aplikasi informatika menjadi katalisator akses masyarakat ke berbagai industri dan kini seluruh aspek kehidupan manusia hampir terkait dengan aplikasi informatika. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, pandemi Covid-19 merupakan faktor blessing in disguise yang turut meningkatkan pemakaian aplikasi.

Baca juga: Memahami Artificial Intelligence hingga Blockchain Melalui Buku Mengenal Ekonomi Digital

Jajak Pendapat Kompas pada Januari 2022 merekam sebanyak 67,8% responden pernah melakukan transaksi elektronik, meningkat dari sebelumnya. Data Asosiasi Penyelanggaran Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk survei serupa melaporkan, 56,8% responden pernah berbelanja online.

Dari sisi pemerintah tumbuhnya e-commerce juga perlu dibarengi dengan peningkatan sektor lain. Umpamanya saja edutech, healthtech, fintech, juga sektor strategis seperti agritech.

Bila seluruh sektor saling maju, diperkirakan ekonomi digital Indonesia dalam empat tahun ke depan dapat menembus 146 miliar dollar AS. Belum lagi dari industri gaming yang punya potensi bagus.

Baca juga: Dukung Ekonomi Digital, Mitratel Bangun 1.500 Menara 4G di Desa Non 3T

Berita Rekomendasi

Selama ini Indonesia hanya dikenal sebagai pasar, dengan jumlah konsumen terbesar ketiga di Asia dan ke 8 di dunia.

Kata Shieny Aprilia, COO perusahaan rintisan game digital Agate Studio, total nilai pasar game Indonesia di tahun 2020 mencapai 1,6 miliar dollar AS, masih di bawah China (43 miliar dolar AS) dan Korea Selatan (14,4 miliar dollar AS).

Tetapi nilai ekonomi digital dari berbagai sektor ternyata tidak selaju dengan tumbuh dan produktifnya pemain industri maupun kreator (termasuk perusahaan rintisan).

Jumlah game developer di Indonesia masih kurang dari 30 perusahaan sementara di Vietnam yang nilai pasarnya setengah Indonesia, punya 150 lebih pengembang game. Jangan bandingkan dengan China (lebih dari 25.000) atau Korea Selatan yang menyimpan 16.000 lebih start up game.

Baca juga: Startup Post. Ajak 160.000 UMKM Go Digital

Karena itu pula penetrasi game-game buatan start up lokal baru mencapai 0,4% dari total pasar Indonesia. “Sebenarnya, potensinya cukup tinggi karena developer Indonesia bisa lebih mengerti selera pemain Indonesia dan mengerti jalur distribusi maupun promosi game,” jelas Shieny.

Ekosistem digital

Menyikapi hal tersebut, kata Semuel, saat ini dibutuhkan kolaborasi erat antara penyedia aplikasi informatika dengan pemerintah, termasuk keterlibatan industri terkait.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas