Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kontroversi Perpanjangan Izin Tambang PT Vale Indonesia
PT Vale Indonesia berkomitmen untuk mengontrol emisi gas rumah kaca melalui pengurangan 33% tingkat emisi karbon
Editor: Erik S
Oleh
Sawedi Muhammad
Sosiolog Universitas Hasanuddin
“The mining industry might make wealth and power for a few men and women, but the many would always be smashed and battered beneath its giant treads”. (Katharine Susannah Prichard).
TRIBUNNEWS.COM- Industri pertambangan telah berkontribusi besar terhadap modernisasi peradaban manusia sejak zaman klasik.
Manusia membutuhkan minyak bumi, tembaga, besi, perak, emas, mangan, batubara dan nikel untuk memudahkan kelangsungan hidupnya.
Produk-produk pertambangan menjadi penopang utama inovasi dan produktifitas sektor pertanian, perkebunan, transportasi, kesehatan, produk kecantikan bahkan industri pertahanan.
Sektor pertambangan, seperti banyak didaku oleh developmentalist sebagai prime mover pembangunan; mendorong kenaikan pendapatan, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan dan mengatasi kesenjangan antar wilayah.
Baca juga: Kunjungan Kerja ke Kalsel, Legislator PKB Ingatkan Aparat Penegak Hukum soal Bahaya Tambang Ilegal
Begitu pentingnya industri pertambangan, motto Konferensi Pertambangan Dunia tahun 2000 yang diadakan di Amerika adalah “Everything begins with mining”. Bahkan, salah seorang fisikawan kenamaan dunia, Max Planck pernah berujar bahwa “Mining is not everything but without mining everything is nothing”.
Karena kontribusi positifnya begitu besar, dampak negatif industri pertambangan sering diabaikan. Mereka yang kontra terhadap kegiatan pertambangan pun jumlahnya relatif sedikit. Mereka biasanya dari penduduk lokal, aktivis lingkungan, akademisi, jurnalis atau kelompok anak-anak muda yang peduli lingkungan.
Gerakannya pun tidak populis. Mereka hanya dianggap sebagai _noise_ yang kehadirannya tidak terlalu signifikan dalam menghentikan operasi pertambangan yang didukung penuh oleh pemerintah beserta aparat keamanan.
Dalam sejarah resistensi terhadap operasi pertambangan di Indonesia, belum ditemukan perlawanan yang dapat menghentikan kegiatan operasi industri pertambangan secara permanen.
*Produk tambang dan imperialisme global*
Semakin canggih peradaban manusia, kesadaran dan perspektif tentang pertambangan turut mengalami perubahan. Di zaman klasik, menambang dianggap sebagai temuan spektakuler yang mencengangkan.
Baca juga: Emiten Kapal Pengangkut Hasil Tambang Bukukan Pendapatan 108,7 Juta Dolar AS
Tambang berkontribusi memudahkan manusia berhadapan dan beradaptasi dengan alam semesta. Meski teknologi metalurginya sangat tradisional, penemuan besi dan nikel berhasil meningkatkan derajat dan kekuatan manusia sebagai pelaku utama yang survive dalam lintasan evolusi menuju tahta antroposentris yang sangat digdaya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.