Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kontroversi Perpanjangan Izin Tambang PT Vale Indonesia
PT Vale Indonesia berkomitmen untuk mengontrol emisi gas rumah kaca melalui pengurangan 33% tingkat emisi karbon
Editor: Erik S
Di zaman moderen, teknologi pertambangan semakin canggih seiring dengan peningkatan kebutuhan yang semakin besar. Produk pertambangan tidak semata dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan komunal, tetapi menjadi komoditas yang diperjualbelikan dalam skala besar lintas negara.
Kelindan antara supply and demand dalam skala global yang tak terhindarkan, menjadikan produk pertambangan sebagaimana yang disebut oleh Rosa Luxemburg sebagai jantung dari imperialisme dan kolonialisme. Modus operandi penguasaan barat atas sumber daya alam di negara dunia ketiga kemudian disebut oleh geografer David Harvey sebagai “accummulation by disposession”.
Dunia tidak akan lupa bagaimana ambisi kolonialisme dari penjelajah Spanyol dan Portugal yang dibalut dalam misi Gold, Gospel and Glory.
Ekspedisi mereka berkeliling dunia sesungguhnya adalah mencari komoditi, menguasai jalur perdagangan dan melakukan penaklukan.
Komoditi bernilai tinggi yang menjadi incaran mereka adalah emas, berlian, batu permata dan rempah-rempah. Dari titik inilah imperialisme dimulai.
Baca juga: Pekerja Tambang di Tuban Tewas Tertimpa Batu, di Kebumen Motor Babinsa Hancur Tertimpa Batu Raksasa
Pembantaian dan genosida yang dilakukan oleh pendatang Eropa atas penduduk pribumi di Asia, Afrika dan Amerika Latin berlangsung selama berabad-abad. Dalam buku sejarah dikenal dengan penemuan Columbus atas benua Amerika pada tanggal 12 Okrober 1492.
Demikian pula ekspedisi Ferdinand Magelland sebagai penjelajah yang mencari jalur rempah di Pasifik di tahun 1519. Bagi Eropa, mereka adalah pahlawan.
Tetapi bagi pribumi, Columbus dan Magellan adalah intruder yang mengusik ketenangan hidup orang pribumi yang telah berlangsung selama ribuan tahun.
Magellan akhirnya dibunuh oleh tebasan kampilan Datuk Lapu-Lapu di perang Mactan pada tanggal 27 April 1521. Columbus - karena gaya hidupnya - meninggal akibat artritis-reaktif.
Penyakit ini adalah inflamasi akut yang disebabkan oleh bakteri intestinal atau karena infeksi yang diperoleh akibat berhubungan seks (chlamydia atau gonorrhea). Meski kedua penjelajah dan perintis imperialisme Barat tersebut meninggal secara tragis, hasrat keduanya menaklukkan dunia tidak pernah surut.
Ambisi Barat (Eropa dan Amerika) untuk merebut dan menguasai sumber daya alam khususnya pertambangan terus berlanjut hingga hari ini.
Keunggulan Barat di sektor teknologi pertambangan bahkan mendapat penantang baru yang tidak kalah ambisiusnya; “negeri tirai bambu”. Tiongkok dengan misi dagang yang sangat masif, mengerahkan segala kekuatan modal dan industrinya menguasai jalur perdagangan nikel dunia.
Indonesia sebagai salah satu episentrumnya mendapat perhatian yang sangat istimewa. Hanya dalam waktu empat tahun, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) – perusahaan asal Tiongkok - telah menguasai 50% dari total produk hilir nikel di Indonesia.
IMIP menggeser PT Vale Indonesia Tbk yang selama ini menguasai porsi 77% menjadi 22%, dan Aneka Tambang dari 19% menjadi 5%. Pendatang baru seperti Virtue Dragon, yang juga asal Tiongkok telah menggeser posisi ANTAM sebagai penghasil nikel dengan porsi 11%, dan Harita Group 6% (Kontan, 13 Oktober, 2020).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.