Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Memperingati Konferensi Asia Afrika dalam Situasi Saat Ini
Sejak KAA/Konferensi Bandung, RRT mulai bergerak perlahan namun pasti untuk mendapatkan kembali posisinya dalam hubungan internasional
Editor: Eko Sutriyanto
Ancaman ini dapat dengan mudah menyebar ke benua Afrika dan Asia.
Dogma lama Barat tentang “memecah belah dan memerintah” dapat dengan mudah diulang. Posisi Hongaria dan sedikit sanksi terhadap posisi Uni Eropa dapat terjadi di Asia dan Afrika.
Baca juga: Korban Tewas akibat Banjir Bandang di Afrika Selatan Jadi 306 Orang
Misalnya Australia, Singapura, Jepang, Filipina, Korea Selatan vs negara-negara Asia lainnya yang berbeda pendapat tentang perang Ukraina, yang dapat digunakan untuk memecah persatuan Asia dan Afrika.
Bagi Indonesia, posisi geopolitik kita yang krusial sangat penting untuk diperhatikan.
Kami adalah jembatan bagi Australia untuk menembus Asia dan kami adalah kunci dari propaganda politik yang sedang berlangsung dari Amerika, NATO dan Australia terhadap Rusia.
Peringatan baru-baru ini kepada UE bahwa apa yang terjadi di Ukraina dimaksudkan agar Rusia mengambil alih seluruh Eropa dapat digunakan kemudian sebagai ancaman dalam pemikiran bahwa China juga bermaksud mengambil alih Asia dan Afrika dengan menggunakan Belt and Road Initiative sebagai salah satu peralatan.
Terakhir, mari tetap waspada dan ingat bahwa "kepercayaan itu baik, tetapi kendali adalah yang terbaik".
Negara-negara Asia dan Afrika memiliki kebebasan untuk mempercayai siapa pun pilihan mereka, namun demikian, kita perlu memiliki kebijaksanaan bahwa kita harus mengendalikan kepentingan dan nasib kita masing-masing."
Semoga semangat Konfrensi Asia Africa Bandung yang berlangsung 67 Tahun lalu terus bisa diterapkan dalam hubungan antar bangsa dunia saat ini, dan juga hubungan diplomatic Indonesia dengan RRT yang ke 72 tahun bisa makin mempeerat hubungan kedua negara dan membawa manfaat pada masyarkat kedua negara.
*) Penulis Buku Fading Dream : The Story of Roeslan Abdulgani and Indonesia