Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jaringan 5G: Uji Coba Sudah, Selanjutnya Maju Jalan

Menjaga jarak yang dikombinasikan dengan pemanfaatan digitalisasi dan pemutakhiran data menjadi layanan SOP yang kemudian suka tidak suka

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jaringan 5G: Uji Coba Sudah, Selanjutnya Maju Jalan
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Untuk menindak pelanggar lalu lintas di Semarang Polda Jawa Tengah memasang Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di sejumlah titik jalan protokol seperti di Jalan Pandanaran Kota Semarang. Program ini akan semakin lancar bila menggunakan teknologi 5G 

Oleh Moch S Hendrowijono

PANDEMI Covid-19 yang meledak pada dua tahun silam, ternyata membawa berkah, terutama bagi kehidupan manusia di masa mendatang. Selain orang semakin sadar akan pola hidup sehat dan bugar, cara mereka berinteraksi juga punya alternatif.

Di kota yang sibuk dan macet, pertemuan online justru membawa kepraktisan dan kecepatan. Jika sebagian besar pekerjaan di sebuah perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu ke kantor, hal itu secara jelas membawa efek efisiensi dan efektivitas.

Tidak terbayangkan, betapa bisnis online sedemikian booming, hingga sejumlah perusahaan konvensional banting setir ke dunia digital. Rumah sakit yang merupakan sentra paling berisiko terhadap penyebaran virus Covid-19 menata diri.

Baca juga: Update Harga HP Samsung April 2022, Galaxy A23 hingga Galaxy A53 5G

Menjaga jarak yang dikombinasikan dengan pemanfaatan digitalisasi dan pemutakhiran data menjadi layanan SOP yang kemudian suka tidak suka diikuti oleh pengunjung.

Sejumlah bidang melakukan otomasi agar proses produksi tetap berjalan, namun dapat dikendalikan dari jauh.

Kepolisian meningkatkan upaya minimalisasi petugas di lapangan, digantikan dengan peran kamera ETLE, yang besar kemungkinan akan membawa pemantauan lalu lintas jalanan berbasis artificial intelligence (AI).

Berita Rekomendasi

Perubahan evolusioner ini sebenarnya baru di tahap awal. Namun pola aktivitas serba online dan digital ini akan meruyak ke segala bidang. Indikasinya ditandai kenyamanan manusia menjalankan beberapa sisi kehidupannya secara lebih praktis juga ekonomis.

Uji coba beberapa kali

Saat ini kecepatan rata-rata unduhan broadband di Indonesia (menurut GSMA) hanya sebesar 14,78 Mbps yang disediakan lewat 4G/LTE, yang sebenarnya hanya cukup untuk kebutuhan retail atau perorangan. Mungkin juga masih cocok untuk sejumlah layanan online bagi bisnis yang tidak membutuhkan bandwidth besar.

Baca juga: Vivo T1 Pro 5G dan T1 5G Meluncur di Indonesia, Dibanderol Mulai dari Rp 2.999.000

Namun, jika membicarakan konsep Revolusi Industri 4.0 yang digaungkan pemerintah, dibutuhkan broadband yang lebih cepat dengan latensi yang lebih rendah lagi. Sama halnya dengan transformasi digital dalam konteks bisnis, kemajuan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi masa depan.

Industri memerlukan evolusi jaringan yang mampu menjadi katalisator proses produksi. Sebuah jaringan yang memiliki ciri kapabilitas high-bandwith dan tingkat latensi yang jauh lebih rendah.

Sejumlah operator di Indonesia sejak tahun silam sebenarnya telah melakukan serangkaian uji coba, terakhir 5G Telkomsel di 5G di ajang MotoGP Mandalika Maret silam. Operator satu ini telah menggunakan gelombang sangat tinggi di 26 GHz seperti yang menyemburkan kapasitas unduh di atas 6 GB yang tidak lain real 5G.

Akan tetapi tidak sama dengan operator lain. Mereka belum sepenuhnya menjalankan pada spektrum 5G, yang hanya memanfaatkan DSS (dynamic spectrum sharing), spektrum yang sama digunakan untuk teknologi berbeda, 5G dan 4G secara dinamis. Mereka juga menggunakan teknologi MIMO (multiple input multiple output).

Baca juga: Daftar Harga HP Samsung Bulan April 2022, Galaxy A23 hingga Galaxy A53 5G

Namun DSS tidak bisa permanen, karena akan mengganggu layanan 4G yang menggunakan frekuensi 1800 MHz dan 2,1 GHz.

Indonesia akan menggunakan spektrum 2,3 GHz, 3,5 GHz, 26 GHz, 28 GHz dan 35 GHz, yang sebagian akan dirilis pemerintah untuk layanan 5G operator. Namun belum ada kabar kapan pemerintah mengeluarkan frekuensi itu. Sedangkan frekuensi 700 MHz yang mulai ditinggalkan televisi analog yang migrasi ke teknologi digital juga belum ketahuan apakah akan dilelang pula.

Saatnya maju jalan

Proses uji coba baik untuk utilitas di sektor korporasi dan ritel sudah cukup dilakukan. Kini saatnya mengoperasikan (membangun jaringan dan menjual layanan) agar momentum dimulainya 5G tidak hilang ditelan zaman.

Telkomsel dan XL Axiata telah memulai yang merupakan awal yang baik. Berbeda dengan di Malaysia yang seluruh operatornya masih saling menunggu keputusan pemerintah dan baru Maret silam mulai ada titik terang.

Baca juga: Harga dan Spesifikasi Infinix Zero 5G, Ponsel Rp 3 Jutaan dengan Spesifikasi Tinggi

Masalahnya pemerintah Malaysia menghendaki jaringan 5G tunggal yang bisa saling digunakan secara bersama oleh sejumlah operator. Pemerintah juga menunjuk Digital National Berhad (DNB) sebagai pengelola. Sedikit masalah antara DNB dengan operator malah menghambat proses mulainya 5G.

Negara Asia Tenggara lainnya yang ekonominya terus membaik, Vietnam, juga telah memastikan 5G akan dikomersialisasi. Vietnam baru memulai tahun 2022 dengan dua segmen, di kawasan urban (ritel maupun korporasi) serta di kawasan industrial (korporasi). Negeri ini malah telah melakukan berbagai kajian sejak beberapa tahun silam sembari memeratakan jaringan 4G-nya.

Ekonomi digital memainkan peran penting dalam memfasilitasi strategi pembangunan sosial-ekonomi Vietnam yang diharapkan dapat berkontribusi 7 persen pada PDB pada tahun 2025 dan 7,5 persen pada tahun 2030. Sementara untuk jaringan 5G diproyeksikan akan menciptakan pendapatan hingga 13,1 triliun dolar dan dua juta pekerjaan baru pada tahun 2035.

Ericsson membuat studi untuk Thailand yang malah sudah lebih dulu mengibarkan bendera start 5G pada Februari 2020 silam, menggunakan frekuensi 700 MHz, 2600 MHz dan 26 GHz.

Menurut Ericsson, jika 5G dioperasikan, pendapatan dari jaringan ini mencapai 41 juta dolar pada 2030 dan diramalkan pada 2027 separuh pelanggan seluler Thailand akan menggunakan 5G. Sementara pada 2020 saja sudah sebanyak 450.000 pelanggan.

Studi yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG), memprediksi 5G akan sangat berpengaruh signifikan pada tiga besar, layanan informasi, manufaktur dan health care (kesehatan). BCG memperkirakan dari seluruh pertumbuhan berkat pemanfaatan jaringan 5G membuka peluang tenaga kerja sampai 4,6 juta.

Jaringan 5G bukan lagi sebuah proyek uji coba. Sudah saatnya diimplementasikan dengan semaksimal mungkin. Apa lagi sejumlah industri tampaknya telah melakukan ancang-ancang demi efisiensi. Dalam pemanfaatan 5G kelak akan terintegrasi dengan beberapa teknologi disruptif seperti AI, IoT, dan edge computing.

Tidak cuma manufaktur dan korporasi yang dapat memanfaatkan. Sektor ritel dengan segala layanan multiverse yang disebut-sebut akan menjadi “mainan” manusia masa depan.

Jadi uji coba sudah cukup. Sekarang saatnya maju jalan. Jangan ketinggalan dari Thailand. (*)

*) Moch S Hendrowijono adalah pengamat telekomunikasi dan mantan editor Harian Kompas

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas