Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners

Tribunners / Citizen Journalism

Jaya Suprana Dibuat Menangis oleh Orang-Orang Ini

Rupanya Jaya Suprana sudah 12 tahun tidak pernah bertemu dan manggung bersama anggota Kwartet Punakawan.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Jaya Suprana Dibuat Menangis oleh Orang-Orang Ini
Dok. pribadi
Jaya Suprana Dibuat Menangis oleh Orang-Orang Ini 

JAYA SUPRANA tak kuasa menahan tangis ketika tiga orang anggota Kwartet Punakawan mendadak muncul di ruang pertemuan Jaya Suprana School of Performing Art yang terletak di lantai LG Mall of Indonesia Jakarta.

Rupanya Jaya Suprana sudah 12 tahun tidak pernah bertemu dan manggung bersama anggota Kwartet Punakawan.

Gelaran itu merupakan prakasa istri Jaya Suprana yang ingin membuat hadiah kejutan untuk suami tercinta. 

"Terakhir mereka bermain bersama di Hotel Ritz Carlton," ujar Aylawati yang gemar melukis dan menari ini. 

Para anggota Kwartet Punakawan terdiri musisi handal yang masing-masing punya talenta, seperti yang diakui Jaya Suprana usai membawakan 8 lagu dalam acara manggung bersama ini.

Jaya Suprana sendiri adalah seorang komponis dan pianis sakti mandraguna, dimana dia sebagai pianis pertama di dunia yang mengkhususkan diri mempergelar resital-piano dengan all Indonesian music compositions repertoar. 

Junaidi Muslim tampak handal dalam permainan perkusi seperti menyulap suara perkusi menjadi berbagai warna dan jenis bunyi di luar imajinasi konvensional. 

BERITA TERKAIT

Punakawan lainnya, Jubing Kristianto adalah gitaris legendaris yang pernah 4 kali Juara Festival Gitar Indonesia dan pemenang Distinguished Award Festival Gitar Asia di Hongkong. Penulis buku Gitarpedia, ensiklopedia gitar pertama dalam bahasa Indonesia di dunia.

Anggota Kwartet Punakawan terakhir adalah Heru Kusnadi, seorang pemain bas gitaris professonal yang sudah makan asam-garam dapur rekaman dengan kemampuan petikan bas-gitaris langka dan unik.

"Setelah 12 tahun tidak bertemu, rasanya kangen sekali, namun akhirnya kesampaian juga kami bisa bertemu. Budaya kita harus terus berjalan dan dikembangkan," ujar Junaidi Musliman.

Diungkapkannya, ada kepuasan batin ketika memainkan lagu-lagu tradisional dari Sabang Merauke bersama Kwarter Punakawan. Dan ia sangat berkeinginan agar Kwarter Punakawan dapat dihidupkan kembali.

"Semoga untuk kedepannya kwartet punakawan tetap dapat eksis," harap Junaidi yang akrab disapa Juned.

Sementara Jubing Kristianto mengatakan bahwa sejarah terbentuknya Kwartet Punakawan terjadi takala di tahun 2005 dia dkontak Jaya Suprana untuk mencari pemain bas dan perkusi karena ingin buat kwartet.

"Kayak kwartet jazz tapi bisa main macam - macam musik nusantara," jelas Jubing mantan wartawan tabloid Nova.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas