Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kualitas SDM Unggul Solusi Pemanfaatan Potensi Bonus Demografi
Jumlah penduduk Indonesia menduduki posisi keempat terbesar di dunia. Namun menariknya, menurut data BKKBN dan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional
Editor: Toni Bramantoro
BONUS DEMOGRAFI adalah salah satu tantangan yang sedang dihadapi negara ini. Jumlah tak seimbang antara penduduk usia produktif dan non produktif bisa menjadi manfaat dan petaka bagi bangsa kita.
Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk memanfaatkan potensi bonus demografi dengan meningkatkan kualitas SDM yang unggul.
Jumlah penduduk Indonesia menduduki posisi keempat terbesar di dunia. Namun menariknya, menurut data BKKBN dan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), ternyata hanya 8,5 persen berhasil lulus pendidikan tinggi.
Data Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri di tahun 2021 mencatat bahwa hanya 822 ribu jiwa penduduk Indonesia yang berpendidikan S2. Kalau diprosentasekan hanya 0,3 persen dari total penduduk Indonesia.
Untuk level S3, Indonesia masih perlu mengejar negara-negara tetangga. Berdasarkan perbandingan doktor per 1 juta penduduk, di tahun 2017, Indonesia hanya memiliki 143 doktor per 1 juta penduduk. Sementara Malaysia berjumlah 509, Amerika memiliki 9.850 doktor per 1 juta orang, Jerman dengan 3.990 doktor, dan Jepang dengan 6.438 jumlah doktor.
Kepala LLDIKTI Wilayah III, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P dalam kesempatan launching Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie pada tanggal 2 Juni 2022 menyatakan “ada enam hal yang perlu diterapkan generasi muda untuk mengahadapi dilemma bonus demografi, diantaranya Communication, Compassion, Creativity, Collaboration, Computational Thinking, dan Critical Thinking”. Dr.
Paristiyanti Nurwardani menambahkan “Ilmu komunikasi adalah fondasi dalam suatu bidang studi. Kehadiran S2 Ilmu Komunikasi ini diharapkan dapat menjadi leading sector dan berkolaborasi dengan berbagai pihal untuk membangun milestones penelitian di bidang komunikasi”.
Semua unsur perlu bergandengan tangan. Pihak pemerintah, perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta, masyarakat, pihak industri, dan semua unsur lainnya, untuk bersama-sama meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara ini.
Rektor Universitas Bakrie, Prof. Ir Sofia W. Alisjahbana turut menyampaikan DIKTI dan Kemendikbud kini gencar melakukan berbagai transformasi pendidikan.
Proses pembelajaran di S2 Ilmu Komunikasi ini akan banyak bertumpu dalam menghasilkan riset inovatif di bidang komunikasi dan berkontribusi dalam social volunteering berupa konsultasi, literasi, dan kolaborasi kreatif.