Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Waspada Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan berdampak buruk bagi kesehatan. Dampak buruk yang terjadi bisa mengenai sembarang usia.
Editor: Sri Juliati
Mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah, ikan laut, telur, kacang-kacangan dan sayuran hijau dapat meningkatkan asupan zat besi.
Konsumsi buah-buahan yang kaya dengan vitamin C dapat membantu proses serapan zat besi di saluran cerna.
Namun pada anemia defisiensi besi yang agak berat sumber zat besi dari makanan seringkali tidak mencukupi.
Sehingga harus diberikan suplementasi obat yang mengandung zat besi, baik yang diminum ataupun yang diberikan melalui suntikan.
Bahkan kalau kadar hemoglobin darah sangat rendah, dokter akan mempertimbangkan pemberian transfusi sel darah merah agar segera dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah.
Kondisi yang juga perlu dikelola adalah penyebab lain yang mengakibatkan kehilangan darah.
Misalkan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak normal, durasi yang panjang atau interval antar haid yang terlalu dekat, perlu berkonsultasi dengan dokter.
Di Indonesia, juga masih perlu dipertimbangkan pemeriksaan tinja.
Temuan adanya telur cacing di tinja merupakan petanda adanya infeksi cacing yang dapat mengakibatkan kehilangan darah dan akan mengakibatkan anemia defisiensi besi.
Mengonsumsi obat cacing setidaknya sekali dalam 6 bulan, dipertimbangkan jika ditemukan kondisi tersebut.
Jika mendapatkan gejala-gejala seperti disebut di atas, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter agar segera dapat dicari penyebabnya dan diberikan solusi pengobatan yang tepat.