Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Strategi Ambiguitas AS yang Sekarat di Selat Taiwan
Ambiguitas AS menjadi semakin sekarat ketika Xi Jinping menunjukkan ketidaksabarannya terhadap tindakan AS yang begitu pro terhadap Taiwan
Editor: Eko Sutriyanto
Begitupun dengan Tiongkok yang juga disayangkan terlalu terburu-buru menyatakan bahwa opsi kekerasan bisa dilakukan jika dibutuhkan.
Ini sudah jelas bahwa kedua belah pihak bisa saja menyalakan sumbu api peperangan.
Jika perang antara Tiongkok dan AS terjadi, maka stabilitas dunia di dalam berbagai bidang akan terganggu, terutama di dalam ekonomi dan keamanan.
Apalagi kita tahu bahwa di belahan bumi yang lain perang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Ini akan menambah daftar panjang penderitaan manusia, terutama bagi rakyat Taiwan yang tersandera akibat konflik geopolitik antara AS dan Tiongkok, karena tidak ada manusia pun yang menginginkan perang terjadi.
Begitupun dengan kita yang ada di Indonesia, kita juga harus selalu memantau kondisi yang sedang berlangsung di Selat Taiwan karena letak geografisnya sangat dekat dengan Indonesia.
Jika perang meletus, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang merasakan dampak yang sangat merugikan.
Pertama, AS dan Tiongkok adalah dua negara raksasa ekonomi di dunia.
Keduanya bisa mengganggu perdagangan internasional sehingga pertumbuhan ekonomi akan tersendat.
Ketiga, Tiongkok dan sekutu AS, Jepang, sama-sama sedang membangun senjata nuklir di wilayah Pasifik.
Jika senjata nuklir digunakan oleh mereka di dalam perang, maka perang akan menjadi lebih mematikan bagi peradaban manusia. Sekarang kita tidak bisa mengatakan siapa yang salah dan siapa yang harus dibela.
Satu hal yang kita bisa lakukan adalah memperjuangkan kemanusiaan. Jangan sampai keegoisan dari kedua negara adidaya itu membuat umat manusia menderita.
*) Mahasisa Pascasarjana STF Driyarkara