Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Strategi Ambiguitas AS yang Sekarat di Selat Taiwan
Ambiguitas AS menjadi semakin sekarat ketika Xi Jinping menunjukkan ketidaksabarannya terhadap tindakan AS yang begitu pro terhadap Taiwan
Editor: Eko Sutriyanto
Taiwan harus kembali ke dalam pangkuan Tiongkok.
Di sini Tiongkok mulai “mendidih” akibat tindakan AS yang tidak lagi menghormati prinsip politik Satu Tiongkok.
Apalagi pemerintah Taipei mulai berani membela diri. Mereka memperingatkan militer Tiongkok agar tidak masuk ke dalam wilayahnya sejauh 12 mil.
Terlebih pada tanggal 1 September militer Taiwan untuk pertama kalinya berani menembak pesawat tanpa awak milik Tiongkok yang melintasi wilayahnya.
Meskipun Tiongkok telihat sangat geram, AS dan Taiwan tetap menunjukan hubungan yang mesra.
Pada tahun 1971 akibat prinsip politik Satu Tiongkok, keanggotaan Taiwan harus dicoret di PBB, tetapi di tahun 2021 AS mulai mengajak kembali Taiwan untuk aktif ke dalam organisasi internasional, seperti partisipasi Taiwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan di Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang perubahan iklim, dan AS juga membahas cara-cara untuk menyoroti kemampuan Taiwan untuk berkontribusi di dalam berbagai masalah.
Lebih jauh lagi, pada bulan September 2022 pemerintah Washington telah menyetujui rencana penjualan senjata senilai $1,1 Miliar ke Taiwan.
Badan Kerjasama Keamanan dan Pertahanan Pentagon mengatakan bahwa persenjataan tersebut mencakup 60 rudal anti-kapal, 100 rudal udara ke udara, dan dukungan logistik kontraktor untuk program radar pengawasan.
Itu harus dilakukan untuk memodernisasi angkatan bersenjata Taiwan dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel.
Tidak hanya itu, Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS juga baru saja mengesahkan RUU Kebijakan Taiwan 2022 (Taiwan Policy Act of 2022) pada pertengahan September.
Di sini AS secara terang-terangan menaikkan biaya serangan militer terhadap Partai Komunis Tiongkok ke Taiwan.
Dari semua penjelasan tersebut, AS memang sengaja membiarkan strategi ambiguitasnya sekarat.
Partai Komunis Tiongkok juga sudah menanggapi masalah ini dengan sangat keras bahwa AS telah melanggar prinsip politik Satu Tiongkok dan sudah ikut campur terlalu jauh urusan dalam negeri Tiongkok.
Tidak heran ketegangan di Selat Taiwan yang kembali muncul adalah sinyal peringatan dari Beijing kepada AS, Taiwan, dan sekutunya agar berhati-hati jika perang terbuka meletus di Selat Taiwan.