Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Recep Tayyip Erdogan, Bapak Nasionalisme Islam Turki

Sejak awal mendirikan partai, visi politik Erdogan sangat jelas, yaitu nasionalisme. Mula-mula ia berusaha menegosiasikan posisi Turki.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Recep Tayyip Erdogan, Bapak Nasionalisme Islam Turki
Dokumen Pribadi KH. Imam Jazuli.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, KH. Imam Jazuli, di Turki, Jumat (13/1/2023). 

Recep Tayyip Erdogan, Bapak Nasionalisme Islam Turki

Catatan Perjalanan KH. Imam Jazuli, Lc. MA.*

TRIBUNNEWS.COM - Kiranya tidak perlu diperkenalkan lagi siapa Recep Tayyip Erdogan, Presiden Republik Turki kelahirain kota Guneysu, Provinsi Rize, Turki 1954.

Namanya membahana di saentero dunia, khususnya dunia muslim, termasuk Indonesia.

Karir politiknya dimulai dari tahun 2003 sampai 2014 ketika menjabat sebagai perdana menteri. Sebelumnya, dari 1994 sampai 1998, Erdogan sebagai mayor Istanbul.

Erdogan bukan politisi ecek-ecek. Ia pendiri AKP (Adalet ve Kalkınma Partisi) tahun 2001, memimpin partai sampai meraih kemenangan pada pemilihan umum 2002, 2007, dan 2014.

Kemudian pada pemilu 2014 dan 2018, Erdogan terpilih sebagai Presiden Republik Turki. Ini bisa dibilang prestasi politik gemilang, dari pendiri partai, memenangkan partai, dan menjadi presiden dari partainya sendiri.

Berita Rekomendasi

Sejak awal mendirikan partai, visi politik Erdogan sangat jelas, yaitu nasionalisme. Mula-mula ia berusaha menegosiasikan posisi Turki sebagai anggota Uni Eropa.

Kemudian membawa Turki keluar dari krisis ekonomi yang melanda tahun 2001. Banyak juga investasi masuk ke Turki di bidang infrastruktur, seperti pembangunan jalan, bandara, jalur rel kereta api cepat, dan lainnya.

Namun begitu, semakin tinggi sebuah pohon maka semakin kencang hantaman angin ujian. Sekalipun Erdogan jelas-jelas pengusung nasionalisme Turki, ada saja para pengkritiknya yang menghubungkan Erdogan dengan Fethullah Gulen maupun gerakan Gulen.

Baca juga: Fethullah Gulen, Reformisme, dan Nurcu Movement di Turki

Erdogan dianggap memiliki kedekatan yang sangat intim dengan afiliator Gulen yang menentang sekularisme di Turki maupun para elite militer.

Fethullah Gulen dan gerakannya dituduh sebagai teroris oleh pemerintah Turki, karena mendalangi pembersihan terhadap birokrat sekuler dan perwira militer melalui gerakan Balyoz tahun 2003 dan Ergenekon tahun 2006-2016 (Nick Tattersall, Erdogan's Ambitionn Weighs on Hopes for New Turkish Constitution, 2013). Dua gerakan ini sebagai respon terhadap kemenangan AKP. Idealnya, Fethullah Gulen dan Recep Tayyip Erdogan saling bermusuhan.

Dalam konteks ini, hemat penulis, faham nasionalisme yang diusung Recep Tayyip Erdogan adalah wujud paling matang dari Islamisme Fethullah Gulen.

Sebab, untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam tidak harus menampilkan simbol-simbol Islam vulgar ala Gulen. Boleh saja, spirit Islam diimplementasikan dengan cara-cara yang sekuler-nasionalis. Hal itu bisa kita lihat dari kebijakan politik Erdogan sendiri.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas