Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Desa Boto Dan Desa Watuagung Kecamatan Baturetno Wonogiri Kini Punya Sumber Air Bersih

Makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, sehingga air sangat dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan makhluk hidup.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Desa Boto Dan Desa Watuagung Kecamatan Baturetno Wonogiri Kini Punya Sumber Air Bersih
Dok. Kalbe
Desa Boto Dan Desa Watuagung Kecamatan Baturetno Wonogiri Kini Punya Sumber Air Bersih 

“Terima kasih atas dukungan Kalbe dalam memberikan aliran sumber air bersih di Kecamatan Baturetno,” tambah Camat Baturetno Drs. Eko Nurharyono, MM.

Meningkatkan Kualitas Hidup

Membangun sumber air bersih di Desa Boto dan Desa Watuagung, Wonogiri, Jawa Tengah, merupakan salah satu peran Kalbe untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

“Kalbe tetap berkomitmen mendukung Sustainable Development Goals atau SDGs, salah satunya dengan menyediakan akses air bersih guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Assistant Manager of Sustainability Kalbe Farma, S.F.D. Arie Wibowo.

Arie menjelaskan, program akses air bersih ini berawal dari kegiatan Kalbe sebelumnya, seperti pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan, di tiga lokasi di Wonogiri. Dari salah satu komunitas di wilayah itu, Arie mendapat informasi tentang perlunya akses air bersih, yang dikembangkan menjadi inisiatif untuk menciptakan akses air bersih.

“Tidak semua lokasi memiliki air yang mengalir. Sebab, lokasi yang jauh dari rumah penduduk dan daya tampung sumber air yang tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Sebagian besar penduduk mengonsumsi air resapan dari sumur, mereka akan memiliki banyak air pada musim hujan sedangkan air pada musim kemarau hanya cukup untuk satu keluarga,” kata Matheus Dwi Pramono.

Matheus Dwi Pramono juga membentuk Paguyuban Tirta Asri Wonogiri untuk membantu warga sekitar dalam mengelola operasional akses air bersih, serta berpartisipasi dengan membayar Rp 1.500 per meter kubik sebagai biaya aliran air.

Biaya tersebut akan digunakan untuk membiayai perbaikan dan perawatan saluran air, mesin, pelatihan penduduk setempat, dan kebutuhan lainnya. Mereka juga menanam pohon gayam dan beringin di puncak bukit untuk meningkatkan aliran air.

BERITA REKOMENDASI

Kegiatan menanam pohon gayam dan beringin merupakan program menanam air sebagai tanggung jawab dalam menjaga kelestarian sumber air dengan menanam pohon sebagai kantong air.

Pada 2020, Kalbe berkolaborasi dengan Kalbis Institute melakukan aksi menanam air di sepanjang jalur hijau Desa Boto, Wonogiri, Jawa Tengah.

Sebanyak 1.000 bibit pohon yang terdiri atas pohon jati dan gayam ditanam dengan melibatkan kolaborasi dunia usaha, akademisi dan warga setempat.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas