Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Gekeng Deran, Terobosan Emas di Semesta Kesulitan
Dengan hamparan potensi lahan seluas 200 hektar, Gekeng Deran menyimpan kekuatan besar untuk melejit pada saat yang tepat.
Editor: Adi Suhendi
Kelima, kearifan lokal PATA KIA. Coba dulu. Suatu modal kearifan inovatif yang sudah ada dalam jiwa sosial Gekeng Deran.
Mereka ternyata suka dan terbuka pada hal-hal baru. Dan mereka juga ternyata nekat-nekatan. Memilih berjuang menjadi sebuah desa adalah cerita tentang tekad baja.
Memilih membangun sekolah sendiri ternyata adalah juga cerita tentang tekad yang kuat. Dan akhirnya ternyata, menorehkan prestasi di bidang ketahanan pangan adalah juga cerita tentang tekad serupa.
Mereka memang harus mempunyai tekad yang kuat. Karena ruang dan semesta kesulitan, karena langgengnya ketidakpedulian dan ketidakadilan, yang melestarikan keterisolasian wilayah mereka.
Apa saja pelajaran kebijakan? Tentu banyak hal yang dapat dielaborasi. Tetapi beberapa pelajaran seharusnya dapat ditarik, terkait kebijakan sistem dukungan infrastruktur ekonomi pertanian, kerja sama Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam dukungan permodalan dan input produksi pertanian, sistem pendampingan dan insentif pendampingan program ketahanan pangan, dan kebijakan sistem dukungan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian.
Kebijakan-kebijakan ini mensyaratkan pembuat kebijakan di daerah untuk berpikir out of the box, dan tidak hanya terpaku pada nomenklatur dan pakem kebijakan yang didrop dari atas, yang hanya terpusat pada soal-soal on-farm bibit dan pupuk. Kita membutuhkan kebijakan yang lebih lentur dan bertenaga, sekaligus lebih mencakup (banyak hal), yang padu dengan soal-soal dan kebutuhan nyata di lapangan.
Potensi-potensi besar ketahanan pangan di daerah ini mestinya dapat diidentifikasi. Dan mobilisasi sumber daya untuk kapitalisasi potensi tersebut seharusnya menjadi pilihan kebijakan yang berani diambil.
Potensi besar, berkemungkinan dikuti oleh skala ekonomi yang besar dan kelayakan bisnis yang memadai.
Dan kelayakan bisnis yang memadai mestinya bisa menjadi modal untuk mobilisasi sumber pembiayaan lain di luar APBD.