Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Gekeng Deran, Terobosan Emas di Semesta Kesulitan

Dengan hamparan potensi lahan seluas 200 hektar, Gekeng Deran menyimpan kekuatan besar untuk melejit pada saat yang tepat.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Gekeng Deran, Terobosan Emas di Semesta Kesulitan
Istimewa
Anton Doni Dihen di Gekeng Deran. Gekeng Deran menyimpan kekuatan besar untuk melejit pada saat yang tepat. 

Peluang optimalisasi pendapatan dari usaha tani dan pasca panen ini tentu masih cukup luas.

Melalui pengolahan tanah yang lebih baik, pemupukan yang lebih tepat jenis dan dosis pemupukan, pemilihan benih yang lebih baik, dan waktu tanam yang lebih tepat.

Bahkan, jika infrastruktur air dan irigasi dapat dibangun, maka penanaman sebanyak dua kali dalam setahun dapat dilakukan.

Di alur pasca-panen dan pemasaran, tentu ada banyak ide juga yang dapat digali dan dikembangkan untuk hasil yang lebih baik.

Tapi syukur atas capaian yang ada, dan apresiasi atas langkah terobosan ini menjadi hal yang paling pertama perlu dilakukan dalam menanggapi capaian yang ada.

Beberapa pelajaran tentang kunci sukses dapat ditarik dari fakta kesuksesan Gekeng Deran.

Pertama, kepemimpinan desa yang inovatif, dengan tekad terobosan yang solid. Ini adalah faktor sukses utama kesuksesan pangan Gekeng Deran.

Berita Rekomendasi

Memulai langkah pertama dengan 60 hektar adalah prestasi yang luar biasa. Ada lompatan teramat besar di sana.

Bahwa sudah banyak orang yang bertani, tentu tidak bisa dipungkiri. Tetapi mengorganisirnya dalam satu sistem kerja yang terpimpin bukan hal mudah. Apalagi membangun kesepakatan dan komitmen penyerahan lahan oleh pemilik ulayat dan penggarap lahan sebelumnya.

Kedua, organisasi produksi. Kepala Desa mengerti bahwa skala usaha menjadi kunci sukses dalam urusan pemasaran.

Karena itu memastikan dan mengorganisir lahan dan sistem kerja di antara banyak orang merupakan kebutuhan dan prasyarat sukses.

Tanpa organisasi produksi dengan skala tertentu yang layak bisnis, sulit memastikan bahwa suatu usaha akan sukses dalam dunia bisnis.

Ketiga, modal sosial. Kekompakan dan gotong royong, yang telah terwariskan dari dulu merupakan modal yang tetap terpelihara baik.

Modal tenaga kerja diperoleh dari kelompok tani yang merupakan bentuk baru dari warisan gotong royong nenek moyang.

Keempat, kearifan lokal terkait sistem penguasaan lahan. Kekuasaan tanah oleh suku, yang terbagi ke para penggarap, ternyata masih terkelola dengan baik.

Ada penghargaan pada suku yang menguasai tanah, dan ada pula kepemimpinan baik yang masih ditunjukkan oleh suku penguasa lahan. Sehingga ketika dibutuhkan untuk kepentingan Lewo yang lebih besar, atau untuk dikelola dengan cara yang lebih baik, maka komunikasi dan kesepakatan dapat dengan mudah dibangun.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas