Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Kontribusi Seni Pewayangan dalam Konteks Keberlanjutan Fungsi Lingkungan

Wayang kulit Jawa, adalah asli berasal dari Jawa walaupun alur cerita kebanyakan mengambil dari hikayat Ramayana dan Mahabarata versi India.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kontribusi Seni Pewayangan dalam Konteks Keberlanjutan Fungsi Lingkungan
Dok Pribadi
Wisatawan asal Jerman (kiri) dan Perancis (kanan) pembeli produk wayang kulit dari bahan limbah split sapi. 

SIAPA yang tidak mengenal wayang? Hampir kebanyakan orang mengenal apa yang dimaksud dengan wayang walaupun banyak pula yang tidak mengetahui secara detil cerita mengenai wayang.

Setidaknya mereka pernah mendengar tentang Ramayana dan Mahabarata yang pernah ditayangkan menjadi cerita bersambung di media televisi Indonesia.

Karena tayangan televisi menyajikan cerita Ramayana dan Mahabarata dengan latar belakang budaya India maka kebanyakan menganggap bahwa wayang berasal dari India.

Menurut Ir Sri Mulyono Djojosupadmo dalam bukunya yang berjudul “Wayang: Asal-usul, Filsafat, dan Masa Depannya” yang terbit pada tahun 1982 menyatakan bahwa wayang telah ada sejak ±1500 SM.

Sehingga jika dihitung wayang telah ada selama 3523 tahun.

Wayang bertransformasi yang semula untuk ritual kepercayaan dan animisme kini menjadi seni pertunjukan dan bahkan menjadi media pengajaran dan komunikasi termasuk dalam hal muatan keagamaan.

Dalam bukunya tersebut Ir Sri Mulyono Djojosupadmo mengatakan bahwa “berdasarkan lintasan sejarah yang ditempuh oleh wayang….wayang akan menjadi milik jagad”.

Berita Rekomendasi

Pemikiran Ir Sri Mulyono Djojosupadmo terbukti dengan diakuinya dan ditetapkannya wayang oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tanggal 7 November 2003 sebagai “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity”.

Dengan demikian bulan lalu kita baru saja memperingati tanggal bersejarah wayang yang kini dunia mengakui bahwa wayang adalah karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya.

Berdasarkan atas pengakuan global terhadap wayang tersebut Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden (KepPres) Nomor 30 Tahun 2018 menetapkan Hari Wayang Nasional yang diperingati setiap tahun pada tanggal 7 November.

Wayang, khususnya wayang kulit Jawa, adalah asli berasal dari Jawa walaupun alur cerita kebanyakan mengambil dari hikayat Ramayana dan Mahabarata yang merupakan versi India.

Sebelumnya wayang banyak memuat unsur agama Hindu.

Namun dengan runtuhnya kekuasaan Majapahit serta bangkitnya kerajaan Islam (Kerajaan Demak) pada tahun 1478 (abad XV) oleh para Wali (Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, dan Sunan Kalijaga) wayang digubah sebagai media siar agama Islam.

Wayang Jawa, baik gagrak Surakarta, Yogyakarta maupun Kedu kebanyakan dibuat dari kulit binatang seperti kerbau, sapi dan etawa.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas