Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rafael Granada Baay, Kisah Panglima Penjaga Marwah Brawijaya
Mayjen TNI Rafael Granada Baay kini resmi menjabat Pangdam V/Brawijaya, sebagian besar karirnya dihabiskan bersama Kopassus dan moncer selama berkarir
Editor: Theresia Felisiani
Momentnya bersamaan dengan tugas saya sebagai Tenaga Ahli BNPB menemani Kepala BNPB Doni Monardo. Kami terbang ke Solo, kemudian jalan darat ke Boyolali, menghadiri pemakaman mantan Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin 8 Juli 2019.
Dalam pertemuan itu, saya perhatikan sikap Rafael kepada Doni Monardo tidak berubah, seperti laiknya sikap prajurit komando terhadap komandannya. Dalam kesempatan itu, Doni tak lupa menanyakan kabar, serta memberikan nasihat-nasihat layaknya seorang ayah kepada anak.
Keduanya sangat akrab. Tidak ada kekakuan. Orang akan maklum, jika mengetahui, bahwa keduanya pernah sama-sama bertugas di medan operasi atau tugas khusus di Aceh.
Selain itu, Doni Monardo adalah atasan langsung Rafael di Kopassus (2014 – 2015). “Beliau Danjen Kopassus, saya Asintel Danjen Kopassus,” tutur Rafael.
Dilain waktu, kabar bahagia datang darinya. Pecah bintang di pundaknya menjadi Brigadir Jenderal. Ia pun menempati pos baru sebagai Aspotwil Kaskogabwilhan I (2019-2021). Dunia dilanda Covid-19. Dalam konteks itu pula, kelak saya bertemu lagi dengannya di Tanjung Pinang.
Ceritanya, saya teruskan di bagian bawah nanti. Agar urut-urutan tugas tak terputus, saya lanjutkan ke karier Rafael selanjutnya, yakni sebagai Direktur H Bais TNI (2021—2023). Sekali waktu, suatu malam di bulan Maret 2022, kami berjumpa di tepi sungai Ciliwung menyeruput kopi nikmat bersama sobat seangkatannya Mayjen Mohamad Hasan, sekarang Pangdam Jaya.
Februari 2023, satu bintang lagi bertengger di pundak Rafael, dengan jabatan prestisius sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Dan Paspampres).
Seminggu setelah dilantik, seusai shalat jumat bersama di mesjid Mako Paspampres, di Tanah Abang saya pun diajak masuk ke ruangannya. Bungkusan nasi kapau kami selesaikan dengan lahap.
Selama 10 bulan memimpin korps “Setia Wapada” itu, Rafael mencatat telah melakukan pengawalan di 94 kota di seluruh Indonesia, dan 21 negara. “Selama 10 bulan itu, tercatat Indonesia menjadi tuan rumah untuk tiga Konferensi Tingkat Tingggi atau KTT,” ujar Rafael saat acara pisah sambut di Ruang Pelangi Mako Paspampres Tanah Abang 19 Desember 2023.
Baca juga: Culik dan Bunuh Pemuda Aceh Imam Masykur, Oknum Anggota Paspampres Lolos Hukuman Mati
Mari kita coba berhitung. Jika Presiden Joko Widodo, dalam kunjungan ke satu kota, anggaplah ada empat titik agenda dikunjunginya. Itu artinya, tak kurang dari 384 kegiatan pengawalan melekat yang Rafael lakukan selama menjabat Dan Paspampres. Bisa jadi lebih banyak dari angka di atas jika ada dinamika di lapangan.
Rafael merasa beruntung, karena sebelum menduduki jabatan Dan Paspampres, para senior telah memberi tahu ihwal kinerja Jokowi. Salah satunya adalah petuah Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kasad yang pernah menjabat Dan Paspamres (2018 – 2020).
Apa yang diperintahkan Jokowi, sama seperti perintah Jokowi kepada Maruli sebelumnya. Yakni bagaimana caranya melakukan pengawalan yang aman tapi tetap nyaman.
“Kelihatannya sederhana, tetapi prakteknya tidak mudah. Sebab, dalam protap pengawalan terkadang untuk mengedepankan aspek keamanan, harus mengorbankan kenyamanan. Sebaliknya, jika mengedepankan kenyamanan, terkadang harus mengendorkan keamanan. Sebuah seni pengawalan yang unik, tetapi itu yang harus saya lakukan,” papar Rafael.
Jejak Pangdam Brawijaya