Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi dini kanker payudara perlu dimulai lebih awal. Penemuan kasus lebih dini mampu mengubah angka harapan hidup. Begini caranya.
Editor: Sri Juliati
Oleh: Dr Wahyu Djatmiko SpPD-KHOM
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
TRIBUNNEWS.COM - Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia.
Data dari tahun 2018 sampai dengan 2020 menunjukkan peningkatan kasus baru kanker sebesar 13,8 persen dan terjadi juga peningkatan jumlah kematian sebesar 13,2 persen.
Angka-angka ini diyakini akan terus beranjak naik jika tidak ditangani dengan baik.
Salah satu penyakit yang paling umum dan mengancam nyawa di kalangan wanita di seluruh dunia adalah kanker payudara.
Di Indonesia, pada tahun 2020, kanker payudara menempati urutan pertama kasus baru kanker sebesar 16,6 persen dan menyumbangkan angka kematian sebesar 9,6 persen.
Urutan kedua penyebab kematian tersering setelah kanker paru.
Tidak ada wanita yang terbebas dari risiko menderita kanker payudara.
Risiko tersebut akan bertambah tinggi jika terdapat kondisi: kegemukan, pola makan tinggi lemak, mengonsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, stres, paparan radiasi, keluarga dengan riwayat kanker atau sedang menjalani terapi hormonal.
Di samping itu juga berisiko jika memiliki riwayat melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun atau bahkan yang tidak memiliki anak.
Wanita yang menstruasi dini atau terlambat menopause diduga juga memiliki risiko terkena kanker payudara.
Sementara wanita yang meyusui anaknya akan menurunkan risiko kejadian kanker payudara.
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Kanker Payudara dan Pentingnya Deteksi Dini pada Wanita
Kapan perlu dicurigai seseorang terkena kanker payudara? Kita perlu waspada jika menemukan benjolan di payudara.
Meskipun tidak semua benjolan adalah kanker, kita perlu curiga jika permukaannya tidak rata dan cenderung keras.
Benjolan yang melekat pada dinding dada. Jumlah benjolan yang lebih dari satu dan pada umumnya benjolan ini tidak nyeri.
Adanya perubahan bentuk dan ukuran payudara juga perlu diwaspadai. Perlu juga diperhatikan jika tektur kulit berubah seperti kulit jeruk.
Adanya perubahan warna kulit, luka dan rasa gatal pada kulit payudara juga patut dicurigai sebagai tanda awal kanker payudara.
Perubahan di sekitar puting payudara yang mengarah ke kanker adalah keluarnya cairan abnormal berupa darah atau nanah dari puting.
Di samping itu adanya tumor di dekat puting dapat mengakibatkan tertariknya puting ke arah dalam.
Tanda dan gejala tadi akan menjadi tidak bermakna jika kita abaikan.
Oleh karena itu deteksi dini perlu dimulai lebih awal. Penemuan kasus lebih dini mampu mengubah angka harapan hidup.
Bayangkan, penderita kanker payudara yang ditemukan pada stadium 0 memiliki angka kesintasan 5 tahun mendekati 100 persen jika diterapi dengan benar.
Berbeda dengan kasus terminal di mana penderita sudah jatuh pada stadium 4, angka kesintasan 5 tahun hanya sekitar 15 persen saja.
Deteksi dini kanker payudara adalah proses pemeriksaan rutin dan tindakan untuk menemukan kanker payudara sebelum gejalanya muncul.
Metode deteksi dini kanker payudara yang paling umum adalah pemeriksaan sendiri, USG payudara, mammografi, dan pemeriksaan klinis oleh dokter.
Pemeriksaan sendiri adalah metode yang sederhana, mudah dan murah untuk memeriksa perubahan dan benjolan di payudara.
Baca juga: Deteksi Dini Kunci Memenangkan Pertempuran Melawan Kanker Payudara
Pemeriksaan ini idealnya dilakukan 7-10 hari pasca menstruasi. Caranya cukup mudah sebagai berikut:
1. Berdiri tegak di depan cermin.
Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan atau perubahan pada puting.
Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala.
Dorong siku ke depan dan cermati payudara dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada.
4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung.
Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.
5. Cubit kedua puting. Cermati apakah ada cairan yang keluar dari puting.
6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas.
Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya.
Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak. Lakukan hal yang sama untuk sisi kiri.
Jika ditemukan tanda atau gejala yang telah disebutkan di atas, maka sebaiknya segera konsultasi kepada dokter.
Pemeriksaan akan dilanjutkan dengan mengunakan USG atau bisa juga mammografi di samping pemeriksaan klinis oleh dokter untuk memeriksa fisik payudara dan kelenjar getah bening di bawah lengan/ketiak.
Deteksi dini kanker payudara memainkan peran penting dalam upaya melawan penyakit mematikan ini.
Dengan mendeteksi kanker payudara sejak dini, kita dapat meningkatkan peluang kesembuhan, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan usia harapan hidup dan mengurangi angka kematian akibat kanker payudara.
Penting bagi para wanita untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tindakan deteksi dini untuk memastikan kesehatan payudara mereka. (*)