Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Bahaya FOMO dan Dampaknya bagi Kondisi Finansial
FOMO merupakan perwujudan karakter seseorang untuk memenuhi gaya hidup di zaman modern ini yang tanpa disadari akan menggembosi penghasilannya.
Editor: Sri Juliati
Oleh: Ida Puspitarini W,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CFP
Dosen UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto
TRIBUNNEWS.COM - Hasil survei sebuah media di Ibu Kota menunjukkan bahwa para eksekutif muda yang bergaji di atas Rp 15 juta per bulan terancam tidak dapat hidup sejahtera di masa depannya.
Penyebabnya adalah faktor karakter atau personality mereka yang tidak terencana yaitu karakter berupa: gaya hidup yang boros, tidak memikirkan dana darurat, tidak memiliki rencana investasi, tidak memiliki tujuan keuangan dan pengelolaan keuangan yang tidak benar.
Berdasarkan fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya penghasilan bukan ukuran seseorang mengalami masalah finansial.
Faktor perilaku individu seseoranglah yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola keuangan. Faktor personality sebagai karakter pribadi dalam pengelolaan keuangan.
Termasuk menyangkut bagaimana perilaku seseorang menggunakan seluruh penghasilannya. Sering dialokasikan melalui pengeluaran dan didasari oleh perilaku mereka yang tercermin dalam gaya hidup, pengaruh lingkungan maupun dorongan pada dirinya.
FOMO (fear of missing out) merupakan salah satu perwujudan karakter seseorang untuk memenuhi gaya hidup di zaman modern ini yang tanpa disadari akan menggembosi penghasilannya.
Jika tidak dikendalikan nantinya akan menjadi sumber penyakit keuangan.
Banyak kasus terjadi, yaitu gajian baru diterima dua minggu yang lalu dan saldo sudah menipis akibat ikutan teman untuk membeli tiket konser karena tidak ingin ketinggalan moment ini.
FOMO muncul dalam budaya yang terhubung secara digital dan media sosial yang mempromosikan gaya hidup untuk terlihat menarik dan sempurna dengan tujuan sebuah validasi demi menunjukkan eksistensi diri seseorang dalam lingkungan sosialnya.
FOMO juga merupakan money trap (perangkap keuangan). Kita akan ketakutan ketinggalan tren atau gaya hidup yang sedang populer, sehingga kita dapat tergoda untuk mengeluarkan uang lebih dari yang seharusnya.
Baca juga: OJK: Sikap FOMO Sangat Riskan, Bikin Korban Berjatuhan
Hal ini akan memicu kita untuk menjadi seseorang yang impulsif, terperangkap dalam konsumerisme dan akan memberikan dampak jangka panjang pada stabilitas finansial.
Apakah kita mau menjadi korban money trap ini?
Impian untuk hidup sejahtera di masa depan akan dapat kita raih jika kita memiliki keuangan yang sehat.
Keuangan yang sehat bukan dikarenakan kita memiliki penghasilan yang besar, melainkan jika kita bisa mengelola penghasilan tersebut dalam cash flow yang sehat.
Untuk mewujudkan sehat finansial dibutuhkan empat hal, yaitu kemauan, komitmen, kesabaran, dan kedisiplinan. Sebab hakikatnya your money is your responsibility, sehingga kitalah yang wajib menjaganya supaya tiada khawatir di masa depan. (*)