Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Roy Suryo: Terlalu Jika Sirekap KPU Masih Trial dan Eror
Roy Suryo angkat bicara soal pernyataan Ketua Bawaslu Sirekap sebagai "trial dan error"
Editor: Wahyu Aji
Sehingga praktis kasus-kasus yang terjadi di banyak tempat TPU sebagimana yang sudah viral dan menjadi trending topic hari-hari ini tentang SIREKAP tidak mendapatkan Jawaban yang komprehensif karena konpres berlangsung searah saja.
Jadi apakah hal ini yang disebut oleh Bawaslu sebagai "trial dan error"?
MasyaAllah, sudah diberi kepercayaan dan anggaran yang sangat besar tapi SIREKAP masih ditolelir untuk terjadi trial dan error?
Masalahnya dulu saat Pilkada saja sudah banyak masalah tentang Problem signal, tetapi sekarang malah tidak ada fungsi "Error Checking" yang secara otomatis bisa mengoreksi kalah ada salah input sebagaimana sistem komputasi biasa.
Dengan demikian, sesuai 'tantangan" Ketua Bawaslu untuk diperiksa atau dilakukan Audit Forensik terhada[ SIREKAP ini.
Maka sebaiknya hal tersebut dijawab dengan tegas untuk dilaksanakan.
Sebab bagaimanapun juga meski de jure hasil dari SIREKAP ini bukan seperti hasil hitung manual berjenjang yang menjadi hasil resmi Pemilu 2024.
Namun de facto sudah menjadi acuan dari masyarakat, apalagi ketika melihat hasil dari Quick-Count dan Exit-Poll (meski ada penjelasan ilmiah) tampak 'teratur dan seragam'.
Oleh sebab itu penjelasan KPU yang samasekali membuat tidak jelas, menambah runyam statemen 'Trial dan Error' oleh Bawaslu sebelumnya.
Tampak tidak adanya koordinasi yang baik dari para penyelenggara Pemilu 2024 sekarang.
Padahal biaya yang dikeluarkan sangat besar, apalagi untuk hasil yang kredibilitasnya sangat dipertanyakan oleh akal sehat, akibat sudah cacat oleh kejadian-kejadian sebelumnya.
Jadi kalau kemarin sudah muncul Gerakan Moral dari Ratusan Profesor, Doktor, Master, Mahasiswa hingga Masyarakat di seluruh Penjuru Negeri ini, sekarang kalau melihat berbagai masalah di KPU, utamanya soal SIREKAP ini, sangat wajar bila gerakan-gerakan tersebut muncul kembali untuk mengembalikan Arah Demokrasi Indonesia.
Sebab jangan sampai gerakan-gerakan tersebut berhenti hanya sampai sesaat sebelum Hari H Pemilu 14/2/24 lalu, alias harus tetap digelorakan sampai Indonesia benar-benar mendapatkan pimpinan terbaik sesuai cita-cita Reformasi selama ini.
Salah satu gerakan moral yang masih terus semangat menyuarakan hal ini adalah 'Gerakan Pemilu Bersih' yang melibatkan 100 tokoh nasional untuk menolak pemilu curang.
Sebagaimana ditambah oleh "Trial dan Error"-nya SIREKAP ini.
Gerakan Pemilu Bersih rencananya Rabu (21/2/20224) pukul 13.00 WIB akan menyampaikan sikapnya.
Pertanyaannya, cukupkah hal tersebut bisa meluruskan kembali arah reformasi Indonesia?
Tentu tidak, jika Rakyat Indonesia masih belum sadar bahwa apa ygan terjadi saat ini makin mengancam demokrasi di Indonesia.