Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Konsekuensi AS Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh ATACMS
Pemerintah AS akan mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh ATACMS oleh Ukraina guna menyerang target di dalam wilayah Rusia.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Kabar ini dipublikasikaan media Axios dari Amerika, mengutip pernyataan anggota Kongres AS Michael McCaul.
McCaul mengatakan telah berbicara dengan Menlu Antony Blinken, dan ia mendapatkan konfirmasi tentang isu itu dari pejabat itu.
Michael McCaul adalah seorang Republikan Texas atau tokoh Partai Republik yang mengepalai Komite Urusan Luar Negeri DPR AS.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Matt Miller, mengonfirmasi Blinken memang ke Kiev tapi tidak akan mengumumkan perubahan kebijakan apa pun.
Media lain, Bloomberg mengutip pernyataan Blinken memberikan isyarat Washington mulai berubah pikiran ketika muncul klaim Iran memasok rudal balistik kepada Rusia.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer secara spesifik membicarakan isu rudal jarak jauh itu dalam pertemuan di Washington.
Blinken mengklaim Iran telah mengirimkan sejumlah rudal Fateh-360 yang tidak disebutkan jumlahnya ke Rusia.
Iran sudah membantah tuduhan tersebut, bersikeras Teheran tidak mendukung salah satu pihak dalam konflik Rusia-Ukraina.
Komandan militer Iran, Fazlolag Nozari menyebut tuduhan itu perang psikologis yang dilancarkan kekuatan barat dan musuh Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani mengatakan mereka yang menuduh Iran adalah para eksportir senjata terbesar ke satu pihak dalam perang di Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menyatakan barat kini terlibat konflik Ukraina sampai ke ujung telinganya.
Hingga 27 Agustus, Pentagon menyatakan bahwa kebijakannya tentang penggunaan senjata jarak jauh tidak berubah.
Ini terjadi sebelum Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov dan Kepala Staf Vladimir Zelensky, Andrey Yermak, mengunjungi Washington.
Kehadiran mereka di Pentagon termasuk menjelaskan daftar target Rusia yang ingin dihancurkan oeh Ukraina menggunakan rudal jarak jauh kiriman barat.