Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Hari-hari Akhir Kekuasaan Jokowi
Dengan kondisi demikian, apakah Jokowi nantinya bisa tenang pulang dan tinggal di kampung halaman? Sementara nyinyiran, kritikan makin kuat ke Jokowi
Editor: Yulis
Meski berulangkali membantah cawe-cawe, namun publik menyebut ada peran besar Jokowi yang membuat Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah syarat batas pencalonan presiden-wapres sehingga Gibran yang belum berumur 40 tahun bisa menjadi cawapres.
Kemudian ada tuduhan adanya cawe-cawe Jokowi dalam proses penggantian secara cepat Ketua Umum Golkar yang tiba-tiba mengundurkan diri dan kemudian aklamasi memilih Bahlil Lahadalia. Lantas pembentukan Koalsi Indonesia Merdeka (KIM) sehingga hampir membuat pada Pilkada 2024 ini diikuti banyak pasangan calon tunggal atau lawan kotak kosong.
Puncak kekecewaan masyarakat tatkala DPR RI yang nekat hendak melawan putusan MK tentang syarat batas usia calon kepala daerah. DPR RI akhirnhya membatalkan revisi UU Pilkada sehingga Kaesang batal mencalonkan diri sebagao calon wakil gubernur karena tidak cukup umur.
Dengan kondisi demikian, apakah Jokowi nantinya bisa tenang pulang dan tinggal di kampung halaman?
Sementara nyinyiran, kritikan masyarakat terhadap Jokowi dan keluarganya makin mengental di hari-hari akhir kekuasaan Jokowi.
Jokowi perlu memikirkan apakah perlu tidaknya terjun langsung memimpin atau menjadi penasihat di partai politik tertentu.
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah tak menjabat Presiden bisa jadi contoh meskipun tidak ideal.
SBY memilih duduk tenang sambil mengelola dan lantas mewariskan partainya ke putra sulungnya, AHY. SBY hampir tak banyak campur tangan di urusan politik, sepanjang tak menyangkut partainya.
SBY justru menikmati hidup dengan belajar melukis dan bernyanyi yang tak lain hobinya sejak muda.
Anak-anak Jokowi kini akan meneruskan karir politiknya yakni Gibran sebagai Wapres dan Kaesang sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sayangnya, Gibran dan Kaesang yang diharapkan bisa mengelola ketidaksukaan masyarakat atas politik dinasti Jokowi, justru menjadi sumber kenyinyiran.
Dan akhirnya, Jokowi sendiri yang kemungkinan yang harus turun dan terlibat untuk mengelola sisi minus dari pengabdiannya selama 10 tahun ini dari kampung halamannya.
Selamat Menjadi Rakyat Biasa, Pak Jokowi